Dewa Mahadewa

Dewa; Sanghyang; Bhatara Mahadewa; aksara suci "TA" adalah perwujudan Siwa sebagai sumber kekuatan intuisi dalam pancaran Tri Murti yang berhubungan dengan proses evolusi dan involusi Tri Kona.

Mahadewa juga bergelar Ratu Hyang Tumuwuh yang disebutkan dipuja di Pura Batukaru, sebagaimana dijelaskan dalam sumber kutipan dewata nawa sanga, Dewa Mahadewa memiliki simbol:
  • Arah Barat/Prascima
  • Aksara : TA (Tang)
  • Senjata : Nagapasa
  • Warna : Kuning
  • Sakti : Dewi Sanci / Dewi Sati
  • Wahana : Naga
  • Panca Wara : Kliwon yang berstana ditengah sebagai kekuatan Sanghyang Siwa yang disebut dengan Sanghyang Nirmala Jati.
Mahadeva disebutkan dalam sebuah Mantram Puja Trisandhya dengan bunga berwarna kuning yang disusun pada sebuah canang sari yang digunakan untuk yadnya, sabuh mas, sembahyang dll
agar bunga kuning yang digunakan tersebut dapat menghadap ke arah Barat sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Ken Sulasih oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan Sang Hyang Mahadewa supaya dapat memercikkan Tirtha Kundalini untuk menganugerahi kekuatan intuisi kepada kita.
Sedangkan pengertian instuisi sendiri sebagaimana yang dijelaskan dalam psikologi online (http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/11/intuisi.html), intuisi merupakan kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan diluar kesadaran.
Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, didalam buku itu ditemukan keterangan yang dicari-carinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke sebuah tempat, ternyata disana ia menemukan penemuan besar yang mengubah hidupnya.
***
Sanghyang Mahadewa sebagai salah satu dari panca dewata, kita sujud kepadaNya, merenung dan memohon agar hidup kita ini direstuiNya dengan;
  • kesentosaan, 
  • kemajuan, dan lain-lainnya.
Dalam Lontar Sanghyang Maha Jnana, disebutkan bahwa pikiran yang teguh berlindung pada Bhatara Siwa, Siwalingga yang dewanya Turyantapada ialah Bhatara Mahadewa yang juga dijelaskan dalam sorga atau neraka dalam upacara ngaben,
bila atma mencapai sorga dalam alam swah loka, maka akan disambut oleh seorang bidadari yang bernama Dewi Sulasih dengan dewanya Mahadewa.
Disebutkan pula pada jaman bahari di Bali, hari Selasa Keliwon wuku Kulantir, sasih Kalima Purnama di Bulan Nopember, tahun Caka 31, meletus pula gunung Agung itu,
maka tampak keluar Bhatara Hyang Putrajaya turun menuju Besakih dan terus menetap bertempat di sana sebagai Parhyangan yang bergelar Hyang Mahadewa.
***