Otonan adalah peringatan kelahiran yang berdasarkan pawukon yang biasanya dilaksanakan setiap + 210 hari atau (6 bulan kalender Bali).
Secara harfiah, otonan dalam kutipan cakrawayu Bali di facebook sebagaimana dijelaskan "otonan" dapat diartikan sebagai hari peringatan kelahiran;
Secara harfiah, otonan dalam kutipan cakrawayu Bali di facebook sebagaimana dijelaskan "otonan" dapat diartikan sebagai hari peringatan kelahiran;
- Dimana Hindu memiliki sistem tersendiri dalam menenutkan jatuhnya perayaan otonan ini yaitu gabungan antara eka wara sampai dasa wara dan pawukon,
- yang jika dikalkulasi akan datang setiap enam bulan sekali, berbeda dengan ulang tahun Masehi yang datang setiap setahun sekali.
Tujuan dari upacara otonan ini adalah untuk check list (evaluasi) sampai sejauh mana kita telah dapat melaksanakan dharma kita baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial,
- sejauh mana kita telah mengembangkan kerohanian kita,
- seberapa besar kesalahan yang kita telah perbuat,
- ini semua tercermin dalam sebuah renungan mendalam yang bernama OTONAN.
Sehingga dapat dikatakan otonan adalah sebuah usaha manusia dalam rangka memperbaiki kesalahan dan keburukan prilaku terdahulu dengan melaksanakan sadhana spiritual sehingga dalam kehidupan sekarang jauh lebih baik dan lebih sempurna.
- Manusia sebagai mahluk kombinasi, pada saat otonan Dewa dan Bhuta yang menyertai kita reinkarnasi turun dan menghampiri kita memberikan karunia bagi yang dapat menjaga kemurnian hatinya dan digoda oleh maya bagi yang menyimpang dari dharma, karena sesungguhnya manusia adalah mahluk kombinasi antra Dewa dan Bhuta (Manava Madava - Manava Danava).
- Sebagai tujuan hidup, manusia dapat menjadikan diri kita sebagai manava madava (manusia dengan sifat kedewataan) bukan manava danava (manusia dengan sifat raksasa).
- Dengan eling dan waspada pada saat otonan sebuah jalan tol untuk pembebasan telah menanti kita, sehingga kita tidak kehilangan jati diri dan harga diri. Banyak orang berkomentar otonan tidak modis bahkan cenderung bersifat klenik, apa ya?.
Otonan tidak mesti dibuatkan upacara yang besar dan mewah, yang terpenting adalah nilai rohaninya, sehingga nilai tersebut dapat mentransformasikan pencerahan kepada setiap orang yang melaksanakan otonan.
- Tidak ada gunanya otonan yang besar namun si anak tidak pernah diajarkan untuk sungkem dan hormat pada orang yang lebih tua, akan sia-sia upacara otonan itu jika hanya untuk pamer kepada tetangga.
- Otonan harus dapat merubah prilaku yang tidak benar menjadi tindakan yang santun, hormat, bijaksana dan welas asih baik kepada orang tua, saudara, dan masyarakat.
- Otonan yang dilaksanakan dengan sadhana akan mengarahkan orang tersebut kepada realisasi diri yang tertinggi. Karena dalam upacara otonan terkandung makna bahwa kita berasal dari Brahman dan harus kembali kepadaNya.
Banten Otonan: Jika anda ingin melaksanakan upacara otonan, tidak perlu banyak membuat banten, cukup membuat
Disebutkan pula bahwa,
- banten Pejati (untuk Bhatara Guru/Kemulan),
- Dapetan (sebagai tanda syukur) dan
- Sesayut Pawetuan (untuk Sang Manumadi),
- segehan (untuk Bhuta) dan dapat diisi kue Taart di atasnya dikasi
- canang sari dan dupa,
- kemudian didoakan.
Disebutkan pula bahwa,
- Otonan berkaitan dengan upacara Manusia Yadnya, penyucian secara spiritual terhadap manusia, adapun beberapa hal yang berkaitan dengan otonan ini dijelaskan sebagai berikut :
- Untuk mengganti nama setelah upacara perkawinan, disebutkan hari pelaksanaan upacara agar dipilih hari pawetuan otonan si wanita.
- Menyeimbangkan dualitas dari pengaruh-pengaruh hari kelahiran seorang anak dengan upacara mebayuh otonan.
- Upacara Otonan (Oton Tuwun) dilaksanakan saat pertama bayi menginjakan kakinya pada Ibu Pertiwi (210 hari).
- Ciri khas atau tanda-tanda seseorang yang telah merayakan uparaca
otonan sebagaimana disebutkan dalam otonan, "peringatan ulang tahun umat hindu bali" yaitu dengan adanya gelang dari benang putih yang di ikat di
pergelangan tangan kanannya. Melingkarkan gelang benang dipergelangan
tangan si empunya Otonan, dengan pengantar doa :
“Ne cening magelang benang, apang ma uwat kawat ma balung besi”(Ini kamu memakai gelang benang, supaya ber otot kawat dan bertulang besi).Ada dua makna yang dapat dipetik dari simbolis memakai gelang benang tersebut adalah pertama dilihat dari sifat bendanya dan kedua dari makna ucapannya.
Dari sifat bendanya benang dapat dilihat sebagai berikut :
- Benang memiliki konotasi beneng dalam bahasa Bali berarti lurus,
- karena benang sering dipergunakan sebagai sepat membuat lurus sesuatu yang diukur.
- Agar hati selalu di jalan yang lurus/benar.
- Benang memiliki sifat lentur dan tidak mudah putus sebagai simbol kelenturan hati yang otonan dan tidak mudah patah semangat.
Kenapa bisa demikian?
Saat otonan dilantunkan mantra sesontengan yang merupakan self hypnosis,bila didengarkan dgn seksama dapat mengisi baterai kasih seseorang. "Mewat Kawat,Balung Besi" merupakan metafora yang ditangkap oleh pikiran bawah sadar yang kemudian mempengaruhi sistem imum.
Pengamatan dari Bu Mangku yang telah 35 tahun sebagai serati, menunjukkan seseorang yang selalu memperingati hari otonan lebih jarang sakit dan memancarkan aura positif selama 210 hari kedepan.
Dalam upacara otonan terkandung makna bahwa kita berasal dari Brahman dan harus kembali kepadaNya.
Pengamatan dari Bu Mangku yang telah 35 tahun sebagai serati, menunjukkan seseorang yang selalu memperingati hari otonan lebih jarang sakit dan memancarkan aura positif selama 210 hari kedepan.
Dalam upacara otonan terkandung makna bahwa kita berasal dari Brahman dan harus kembali kepadaNya.
Artinya sejak dini sudah diajarkan bahwa atas karuniaNya manusia sudah selayaknya bersyukur dan introspeksi diri betapa berharganya suatu kehidupan.Orang yang akan di-oton wajib menjalani beberapa aturan dan pantangan yakni :
Sebelum otonan harus membersihkan badan dan rambut, tidak boleh keluar rumah/bepergian jauh setelah prosesi otonan selesai, tidak boleh mengkonsumsi makanan berlebihan, tidak boleh berhubungan badan khususnya bagi yang sudah menikah.Dengan kata lain Otonan merupakan budaya Bali yang patut dilakukan dan dipertahankan karena berdampak positif bagi kesehatan dan kelangsungan hidup.
***