Naga

Naga adalah simbol yang dahulu berkaitan dengan keselamatan bumi ini dan umat manusia yang sampai saat ini biasanya di Bali digunakan dalam ornamen hias dalam arsitektur tradisional.

Konon para naga tersebut dalam Adiparwa diceritakan berasal dari sang Kadru yang menetas dan lahirlah ribuan para Naga yang terkemuka yaitu Sang Anantabhoga, Sang Wasuki / Basuki dan Sang Taksaka.

Misalnya pada sebuah Padmasana  yang merupakan sthana Ida Sang Hyang Widhi dimana dalam Lontar Siwagama dan lontar Sri Purana Tattwa menyebutkan bahwa :
  • Setelah bumi diciptakan dengan segala isinya maka pada suatu ketika terjadilah bencana, 
    • di mana tumbuh-tumbuhan mati, 
    • air menyurut 
    • dan udara mengandung penyakit. 
  • Sanghyang Trimurti bermaksud menyelamatkan manusia. 
    • Brahma berwujud sebagai Naga Anantabhoga yang berwarna merah berada di dalam inti bumi; 
    • Wisnu berwujud sebagai  Naga Basuki yang berwarna hitam berada dalam air/laut,
    • Iswara berwujud sebagai Naga Taksaka yang berwarna putih bersayap berada di udara.
Setiap orang dari manusia pada waktu hidupnya diikat oleh kebutuhan terhadap makanan air dan udara, bila sudah meninggal semua kebutuhan itu harus dilepaskan ikatannya yang berupa kemelekatan terhadap benda-benda duniawi ini yang harus diputuskan. 
Puja stawanya adalah :
  • Naga Boga stawa
  • Basuki stawa dan
  • Taksaka stawa.
Demikianlah sekelumit istilah Naga dalam ajaran Agama Hindu.
Dan dalam penggunaan Naga Banda saat upacara pelebon Raja Gelgel dan keturunannya dikatakan berfungsi untuk mengiringi menuju alam sunya

Dan adapun beberapa istilah Naga sebagai mahluk mitos dalam peradaban kuno di dunia disebutkan juga merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta atau India kuno yang bermakna “ular”. 
  • Di Cina disebut Liong atau Lung, digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan naga.
    • Dalam Shio sebagai simbol perlindungan dan perkasaan.
    • Memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati. 
      • Naga dianggap sebagai penjelmaan roh orang suci yang belum bisa masuk surga. 
      • Biasanya roh orang suci menjelma dalam bentuk naga kecil dan menyusup ke dalam bumi untuk menjalani tidur dalam waktu lama. 
        • Setelah tubuhnya membesar, ia bangun dan terbang menuju surga yaitu alam swah loka.
  • Suku Dayak dan suku Banjar di Kalimantan, Naga dipercaya sebagai simbol alam bawah. 
    • Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi yang merupakan perwujudan dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam air.
  • Sdangkan di dunia Barat yaitu di Eropa sejak berabad-abad silam. 
    • Naga digambarkan sebagai kadal besar dengan 2 tangan dan 2 kaki yg memiliki sayap begitu besar, juga memiliki kemampuan untuk menyemburkan lidah-lidah api dan digambarkan memiliki gua bawah tanah.
Dalam perkembangan peradaban dunia, simbol naga juga dikenal dengan nama-nama berbeda seperti ouroboros sebagai simbol alkimia kuno yaitu : ular atau naga memakan ekornya sendiri telah bertahan dari zaman kuno dan dapat ditelusuri kembali ke Mesir Kuno, sekitar tahun 1600 SM.
  • Dari sana diteruskan ke Fenisia dan kemudian ke filsuf Yunani, yang memberikannya nama Ouroboros ("ekor-devourer").
  • Mitologi Norse- yang Jormungand ular yang tumbuh begitu besar sehingga bisa mengelilingi dunia dan pegang ekor di giginya.
  • Mitologi Hindu - naga mengelilingi kura-kura (Badawan nala) yang mendukung empat gajah yangmembawa dunia.Ular atau naga juga muncul dalam mitologi Amerika Aztec, Cina, dan asli.
Dan simbol naga ini juga merupakan siklus lingkaran kehidupan; 
Kembali abadi dengan memulai kehidupan baru segera setelah mereka akhir.
***