Naga Taksaka (Kaang) adalah naga bersayap sebagai simbol angkasa atau melambangkan atmosfer bumi sebagaimana digambarkan pada singgasana padmasana yang berbentuk menyerupai kursi dan dengan keindahan seni rupa, Naga Taksaka (yang
bersayap) itu dilukiskan dengan dua ekor Naga Taksaka yang disebutkan dalam kutipan artikel Parisada Hindu Dharma pada Konsep Pemujaan dalam Padmasana.
Naga Taksaka dengan sayapnya dalam beberapa kisahnya diceritakan :
- Tatkala jaman bahari di nusa bali, rah 1 tanggek 1 caka 11 dalam babad pasek diceritakan Beliaulah yang ikut menyelamatkan Bali dengan menerbangkan sebagian gunung mahameru untuk diturunkan di Bali.
- Dalam Catur Eswarya Dala sebagaimana disebutkan Hyang Naga Taksaka bersama Ida Bhatara Sambhu berstana di Pura Pengubengan, yang juga dijelaskan dalam Lontar Prekempa Gunung Agung sebagaimana disebutkan babad bali dalam artikel Pura Gua Lawah, Dewa Iswara menjadi Naga Taksaka sebagai Bhatara Tengahing Segara.
- Dan dalam upacara yadnya, selain Naga Taksaka sebagai simbol penguasa alam atas yang biasanya digambarkan dalam umbul-umbul, Naga Taksaka juga disimbolkan dalam sebuah daksina sebagai simbolis penghubung antara Jiwatman yang tidak akan berakhir sampai terjadinya pralina manusia itu sendiri.
Tersebutlah juga dahulu dalam kisah lahirnya Wisanggeni, Sang Naga Taksaka dan Naga Wisesa mereka mempunyai cita-cita menguasai seluruh dunia,
Bahkan Suralaya pun akan ditaklukan. Niat mereka diketahui oleh Batara Guru. Untuk mencegah niat mereka, Batara Brahma diperintahkannya untuk membakar Rimba Kandawa.Maka, pergilah Batara Brahma ke Rimba Kandawa. Tak membutuhkan waktu lama,ia telah melihat pohon-pohon rindang di bawahnya. Terkesan seram. Itulah di Rimba Kandawa.
Dari langit ia menukik ke bawah. Bagaikan tenggelam di lautan hijau, Batara Brahma memasuki rimba tersebut. Beliau segera merapal Aji Brahmasastra, suatu ajian berupa sambaran api yang keluar dari tubuh pemiliknya. Ia akan membakar Rimba Kandawa, sesuai perintah ayahnya.Namun, saat ia sedang merapalajian tersebut, Naga Taksaka dan Naga Wisesa datang. “ Batara Brahma, apa maksudmu membakar rimba ini? “
“ Naga Taksaka dan Naga Wisesa, aku membakar rimba ini untuk menghentikan niat kalian menaklukan dewata. Kecuali kalian mau membatalkan niat kalian “
“ Kami tidak akan membatalkan niat kami, Suralaya harus kami kalahkan “, demikian dikatakan oleh Sang Naga.
Demikianlah disebutkan Naga Taksaka dalam simbol dan kisahnya pada sebuah babad sebagai salah satu daftar pustaka sejarah.
***