Naga Basuki

Naga Basuki "Sang Hyang Naga Basukih" disebutkan adalah Bhatara yang baik hati sebagai simbol penjaga kekuatan air yang menjadi sumber kehidupan semua mahkluk dan juga sebagai lapisan yang menutupi kulit bumi ini sebagaimana yang dijelaskan dalam motif hias ukir - ukiran pada Padmasana.

Naga Basuki yang bersisikan emas juga disebutkan sebagai maha guru yang dapat mengubah perilaku seseorang, yang diceritakan dalam kisah Manik Angkeran yang dulunya bersifat kuputra menjadi seorang suputra yang sangat baik, amat patuh pada gurunya maupun ayahnya.

Sebagimana juga dijelaskan dalam Prasasti Manik Angkeran di Pura Besakih yang awalnya pada saat beliau ada di Bali untuk mengemban Ida Naga Basuki ini pula.

Bhatara Basuki dalam Tri Mandala Pura Besakih disebutkan pula berstana di Pura Goa Raja untuk menjaga tempat mengeluarkan benda - benda sakral maupun tirtha maha mertha dan atas restu dari Beliaulah disebutkan benda / tirtha tersebut dapat dikeluarkan.
Awal mula kisahnya diceritakan Naga Basuki datang sebagai penyelamat pada jaman bahari di Nusa Bali yang tepatnya pada hari Kamis Keliwon wuku Merakih, sasih kedasa (April) bulan mati (tilem), rah 1, tanggek 1, tahun Caka 11 tatkala Bali dan Lombok masih berkeadaan goncang bagai perahu diatas lautan selalu goyang dan oleng, sehingga disebutkan "Sang Anantabhoga dan Naga Basuki menjadi tali dan Si Badawang nala diperintahkan diam bertahan di pangkal gunung itu".
Selain itu, Naga Basuki juga sebagai simbol dalam upacara yadnya dan tetandingan banten yang sebagaimana dijelaskan berikut ini :
  • Benang Tukelan dalam Daksina berfungsi sebagai alat pengikat simbol dari naga Anantabhoga dan naga Basuki dan naga Taksaka dalam proses pemutaran Mandara Giri di Ksirarnawa untuk mendapatkan Tirtha Amertha dan juga simbolis dari penghubung antara Jiwatman yang tidak akan berakhir sampai terjadinya Pralina. Sebelum pralina, atman yang berasal dari Paramatman akan terus menerus mengalami penjelmaan yang berulang-ulang sebelum mencapai Moksa. Dan semuanya akan kembali pada Hyang Widhi kalau sudah Pralina. dalam tetandingan banten dipergunakan sebagai lambung usus/perut.
  • Naga Basuki disimbolkan dalam sebuah Penjor sebagai lambang Pertiwi dengan segala hasilnya, yang memberikan kehidupan dan keselamatan yang biasanya digunakan dalam mengiringi berbagai hari raya suci.
Demikianlah Nasa Basuki ini disebutkan sebagai simbol dan Bhatara, yang juga dijelaskan Naga Basukih bersama Dewa Maheswara berfungsi sebagai penjaga keseimbangan natural spiritual yang berorientasi kepada gunung dan lautan.
***