Ada beberapa fungsi sarana upacara padudusan agung berbentuk banten yakni:
- Sebagai penyucian,
- Sebagai perwujudan yakni wujud pendalaman sraddha.
- Sebagai persembahan,
- Sebagi lambang berserah diri.
Ada dua aspek penyucian yang diinginkan dalam upacara padudusan agung yakni: penyucian bhuana agung dan penyucian bhuana alit.
Kelompok banten yang termasuk dalam fungsi penyucian adalah:
- Byakaonan,
- Banten tebasan durmanggala,
- Banten tebasan prayascita dan banten lis bale gading.
Bentuk Banten sebagai Perwujudan
Banten yang dikatakan sebagai perwujudan seperti
Hampir semua penyelenggaraan upacara yajna bagi umat Hindu menggunakan bantcn daksina dan sesayut. Dalam lontar
parimbon bebantenan disebutkan upacara tidak akan bcrhasll
apabila tidak menggunakan daksłna. Karena Daksłna ini dłsebut yajna
patni.
Bentuk Banten sebagai Persembahan.
Di Bali persembahan sering dikałtkan dengan
kegiatan keagamaan atau adat kebiasaan. Setiap agama
membenarkan umatnya mengadakan persembahan yang
menyebabkan terjadinya perubahan suatu Sikap, terutama sikap
bhatin yang semakin aman dan tenang.
Orang terkadang menjadi gelisah bila tidak dapat menunaikan melaksanakan persembahan kepada Tuhan.
Bentuk Banten sebagai simbol berserah diri
Banten bukanlah makanan yang disuguhkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Banten adalah bahasa simbol yang sakral sebagai bahasa simbol, banten adalah media untuk menyampaikan sradha dan bhakti pada kemahakuasaan Hyang Widhi.
Adapun proses pelaksanaan upacara padudusan agung disebutkan yaitu :
- Upacara mapekeling bertujuan untuk mulai berjanji dan berketetapan hati untuk melaksanakan yadnya.
- Ngawit Karya, Nyukat Genah Ian Netegan Beras.
- Ngingsah lan ngawit nyalcal catur, Ngadegang Tapini, Guru Dadi, Rare angon, Ngadegang Pakemit Karya, Ngandeg/nyengker Setra.
- Nuasen Nanding Catur.
- Melaspas Pratima lan Pelinggih sareng Pedagingan sebagai ritus - ritus penjiwaan.
- Upacara Caru Penanggu Desa, Tawur, Caru di Pempatan (catus pata).
- Mendak Marga Tiga sebagai pusat aktivitas kehidupan spiritual, pusat perhatian dan dengan rambu - rambu yang ada, ke mana perjalanan selanjutnya.
- Melasti,
- Puncak Karya,
- Mapeselang,
- Mapasaran dan Mapedanan.
- Upacara Nyenukin lan Makebat Daun
- Upacara Nyegara Gunung
- Tahap Akhir Penyelesaian dilaksanakanlah upacara penyineban sebagai akhir dan pelaksanaan upacara padudusan agung.
Upacara akhir penyineban karya padudusan agung.
Sisa-sisa upakara dikumpulkan dan dibakar
kemudian abunya dimasukan pada kelapa gading muda dan
di tanam. Abu Sisa pembakaran upakara di merajan di tanam
di merajan, demikian pula abu Sisa pembakaran di lebuh
ditanam di lebuh, disertai dengan canang sari satu pasang.
***