Alam Sekala adalah alam nyata, yang sebagaimana disebutkan :
- Alam sekala dan niskala merupakan dua dimensi yang tidak dapat dipisahkan dalam hubungan keharmonisan dan keseimbangannya.
- Dimana Sang Hyang Widhi dengan manifestasiNya yaitu Asta Dewata menjadi penguasa atau pengatur titah dalam hal keseimbangan sekala-niskala (Wahya Diatmika) ini.
- Hyang Titah disebutkan dalam Lontar Sudamala juga menguasai alam mistis termasuk didalamnya alam dewa, Swah Loka dan Bhuta Kala, sorga dan neraka bergelar Bethara Siwa yang kemudian menjadi Hyang Guru yang dipuja di Sanggar Kemimitan (Kemulan) yaitu tempat suci keluarga.
- Dimana dalam Veda Bhagavad Gītā 9.25 dijelaskan juga :
- Para roh alam bawah / mahluk halus seperti bhuta kala kita beri sedekah / ritual bertujuan untuk dapat menetralisir agar terjadi ketenangan dalam lingkungan alam sekala dan niskala;
- Bukan menyembah melainkan mengasihi, memelihara dan untuk saling menghargai sehingga mereka juga bisa bekerja sesuai tugasnya dan tidak mengganggu.
- Berkaitan dengan pembuatan tempat suci dalam pekarangan rumah dalam sebuah paumahan merupakan perpaduan antara alam sekala (alam nyata) dengan niskala (alam gaib) dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga masalah aktual dan spiritual dapat diwujudkan, disenyawakan, dan diselaraskan seperti apa yang dikonsepkan dalam ajaran “Rwa Binedha” dimana persenyawaan ini dijelaskan harus diaktifkan malalui :
- Ritual berdasarkan tata cara atau ritus keagamaan tertentu.
- Dengan pelaksanaan upacara meprani pada hari tertentu disebutkan juga sebagai sarana untuk dapat mengharmoniskan alam sekala dan niskala ini agar energi - energi yang tak sejalan dengan kehidupan manusia ini dapat kembali dan suci.
***