Sanghyang Titah

Sanghyang Titah artinya Tuhan sebagai penentu di atas segalanya.

Dimana dalam teks lontar siwagama disebutkan bahwa, kemampuan manusia untuk menggambarkan hakikat Tuhan tersebut sangat terbatas adanya.
Sehingga dalam dalam upacara yadnya di Bali disebutkan;
Dengan adanya Banten Penyeneng sebagai simbol antena penghubung titah / umat dengan Hyang Widhi.

Manusia hanya bisa memohon, berharap, meminta, dan berdoa, menjalankan atas apa yang mereka inginkan. 
Tapi semua itu adalah melalui sebuah jalan dan prosesnya agar manusia juga diberikan sebuah tantangan hidup maupun jalan hidupnya agar bisa mengertikan dirinya.

Manusia juga memiliki kekuasan tapi hanya sebuah sifat dan bukan kekuasaan yang bersifat kekal.
Contoh manusia mampu dan bisa berkuasa krn dlm hidupnya memiliki kepintaran, kedudukan, memiliki kharismatik, mampu mengatur dan mengayomi ribuan orang / jutaan orang, maupun lebih, sebagai seorang yang berkuasa dan bisa memimpin sebuah negara, rakyatnya / masyarakatnya itu pun adalah sebagai orang-orang mempunyai kekuasaan.

Tapi kekuasaan manusia tidak bisa di artikan dgn kesempurnaan yang dimiliki oleh Tuhan. 
Kadang kala apa yang didapatkan manusia itu sering kali dijadikan dalam hidupnya jauh melenceng dari apa yang mereka jadikan sebuah tatanan tugas yang mereka emban dan hanya bisa mereka jalankan setengahnya dari 100% kekuasaan Tuhan yang mampu mengatur dari yang terendah sampai yang tertinggi... (segalanya).
Itulah kekuasaan yang di miliki,
Tuhan dari atas segalanya yang tidak bisa manusia miliki.

Walau manusia dengan segala kekurangan yang dimiliki, 
diharapkan manusianya agar bisa memahami, menghargai, menciptakan dalam dirinya, baik bagi sendiri, maupun bagi orang banyak / orang lain, menciptakan kedamaian, keseimbangan bagi Tuhan dan manusia, bagi alam semestanya juga seperti yang tertuang dalam Tri Hita Karana.

Segala apa yang diberikan Tuhan baik dan buruknya juga adalah sebuah berkat,
Karena apa...?
Karena apapun dari semua yang di anugarahkan Tuhan pasti ada tujuanya untuk manusia agar dapat  memikirkan, mengetahui, merencanakan sebaik mungkin.

Semoga semua umatnya diberikan keselamatan, agar segala apa yang dilimpahkan baik dan buruknya agar manusianya bisa terlebih-lebih menyadarkan jalan dirinya agar lebih berpkir, bertindak,berbuat / melakukan agar penuh hati-hati, dengan ketulusan dan kerelaan;
Bukan semata - mata hanya mencari kebahagiaan sendiri, buat kemasyuran sendiri, dapat memamerkan kekuatan sendiri, disitulah bagi Tuhan akan memperingatkan semua manusianya. 

Ingat lah sebagai ciptaan Tuhan :
  • Diatas langit masih ada langit
  • Di bawah tanah masih ada tanah
  • Pohon bisa kamu potong, tapi air tidak bisa putus kamu penggal.
  • Batu bisa kamu hancurkan, tapi kemarahanmu, egomu tak bisa kamu kendalikan/ meredamnya.
  • Air bah bisa kamu bendung, tapi pemikiranmu, niatmu, hatimu, dan segala yang ada dalam dirimu tidak bisa kamu bendung, kendalikanlah.
Dalamnya lautan kamu bisa selami namun luasnya hatimu tidak bisa kamu ketahui sendiri...
Tingginya gunung bisa kamu daki;
tapi tingginya pemikiran, Egomu, kehendakmu, tak bisa kmu takklukan sendiri...

Karena itu, 
Apa yang menjadi milik saat ini hanyalah titipan semata dan segalanya telah diatur olehNya.

Demikianlah Sanghyang Widhi sebagai sang penentu di atas segalanya sebagaimana disebutkan dalam Hindu Dharma;
Ia yang maha kuasa yang disebut dengan Sanghyang Titah.

***