Ego

Ego adalah gejolak diri sebagai dorongan untuk mencapai suatu hasrat dan keinginan tertentu.

Dalam Hindu Dharma dikatakan bahwa :
Ketika Ahamkara dikuasai sifat rajas dan tamas yang berlebihan akan dapat mengakibatkan egoisme manusia memiliki gejolak negatif seperti halnya sifat sombong sebagai salah satu sifat Tri Mala yang perlu dihilangkan karena dapat dijauhi oleh Tuhan dan para sahabat.
Hal ini disebabkan sukshma sarira sang jiwa ditutupi kabut dari pikiran yang negatif seperti keterikatan, keinginan, ego, dll.
Sehingga dikatakan diperlukan ketenangan jiwa.
Ibaratnya seperti anda berayun di sebuah tebing yang indah,
Ketika Anda merasa ringan, 
Anda pun akan dapat dengan mudah melayang dan melihat keindahan yang ada.
Begitupun dalam hidup ini, sebagaimana dikatakan Erlangga dalam keajaiban memberi dikatakan bahwa :
Ketika Anda hidup dengan jiwa tenang dan memunculkan niat untuk memberi, maka ego akan mulai bisa dijinakkan dari hidup Anda. 
Apa yang mengalir melalui Anda adalah kehidupan murni. 
Jiwa Ego yang ingin mempertahankan hidup. 
Ketika Anda terhubung dengan cara hidup yang alami, kehidupan mengalir secara alami melalui Anda. Anda melayani kehidupan saat ini.
Keajaiban memberi, Keajaiban berbagi, keajaiban bersedekah, dan terhubung dengan proses kehidupan alami. Jika Anda ingin mengubah hidup Anda, pergi dan memberi. Jangan khawatir tentang sedikit atau lebih, berikan kapasitas Anda.
Kembangkan kapasitas untuk memberi dan Anda akan memiliki kelimpahan dalam hidup Anda. Anda akan terhubung dengan kehidupan yang berlimpah. Tidak ada kekurangan dalam bagian kehidupan itu.

Suka cita hidup yang sejati dialami dalam memberi. Kosongkan diri Anda sepenuhnya dan rasakan hidup. 
Alami perasaan itu.
Bebaskan diri Anda dari semua beban dan ego.
Dengan belajar sedikit detachment ( berusaha melepaskan) dikatakan bahwa, 
With the detachment giving happens naturally and with the giving detachment comes naturally.
Kita dapat mengalami aliran kehidupan yang bebas yaitu bebas dari kebodohan (avidya).
Dan itulah yang dikatakan dalam kehidupan ini, 
Hendaknya semua manusia dapat terlepas dari pengaruh awidya untuk dapat mencapai Moksa yaitu kebahagiaan dan kedamaian.
Namun ketika sukshma sarira sang jiwa ditutupi kabut dari pikiran negatif seperti keterikatan, keinginan, ego, dll.
Analoginya seperti mata kita ditutup kain hitam sehingga yang kita lihat hanya kegelapan pekat.
Demikianlah idealnya untuk dapat menyeimbangkan ego dalam diri kita yang sebagaimana disebutkan kita harus bersikap sepenuhnya tenang, damai, pasrah dan biarkan gelombang energi ini masuk dan melewati kita.

Dan sebagai renungan :
  • Ingat ajaran Tat Twam Asi, walaupun ditengah hiruk-pikuk keramaian dan kemacetan hendaknya kita tetap sabar mengendalikan ego dan emosi.
 ***