Berserah Diri

Dalam spiritual dikatakan :
Apa pun yang kita lakukan dengan pasrah (Dahsyam), berserah diri, bhakti dan ihklas kepada Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa),
Maka akan mendapat anugrah dan karunia.
Dalam hidup ini, setiap kejadian dikatakan akan selalu membawa makna dan alasan.
Sebab hukum alam tetap berlaku dan tidak akan salah alamat, bagi siapapun yang percaya atau tidak, yang menghilang dimanapun berada.
Dengan berserah diri terhadap sesuatu yang tidak bisa kita rubah, pasti selalu ada invisible hands atau keajaiban yang bisa melakukan sesuatu yg tidak pernah kita harapkan.

Berserah diri secara tulus iklas kepada Tuhan disebutkan juga mengandung pengertian mengikuti dan melaksanakan ajaran beliau secara tulus dan ikhlas.
Itulah yadnya yang paling mulia.
Karena sebetulnya kita sebagai umat beliau, penyerahan/pengorbanan segenap jiwa dan raga inilah inti dari keseluruhan yadnya yang ada.
Persembahan atau bebantenan disusun berdasarkan tatwanya, memakai simbolis dari alam semesta dan juga mewakili tri angga anggota tubuh kita. 
Karena kita percaya bahwa semesta ini juga ada di tubuh kita (Rta).
Bhuwana agung = bhuwana alit.
Pendek kata, dalam yadnya tersembunyi makna bahwa yang kita persembahkan dalam yadnya adalah diri kita sendiri.
Oleh karena itu janganlah takut akan kematian (jangan kematian yang konyol). Serahkan semua takdir ini kepada beliau. 
Laksanakan semua ajaran beliau dengan selalu menjaga tubuh yang telah beliau berikan. Dengan demikian, kita sudah menegakkan Dharma setidaknya pada diri sendiri. 
Jaga kesuciannya dan kesehatannya.
Ada banyak hal yang sudah beliau ajarkan sehubungan dengan itu. 
Kepanikanlah yang sudah membuatnya menjadi lupa. 
Diantaranya menjaga hati dan pikiran agar tetap tenang
Berfokuslah kepada beliau.
Dengan demikian,
Pastilah akan disadarkan kembali akan langkah-langkah kita untuk menghadapi segala macam rintangan.
***