Siklus Samsara

Siklus Samsara adalah perjalanan panjang sang atman / ruh dalam menembus dimensi ruang & waktu untuk melewati begitu banyak kelahiran, kehidupan dan kematian dalam kemahakuasaan Tuhan yang bertujuan untuk lebih memahami Tri Kona dalam hidup ini.

Jika terlihat sepintas,
Kehidupan ini seolah-olah sepertinya hanya sekali saja dan jangka waktunya sangat singkat, tapi sesungguhnya selama milyaran tahun Atma telah menempuh perjalanan di bhuwana agung, alam semesta ini yang telah melewati jutaan kehidupan dan kematian, dengan menggunakan jutaan tubuh fisik.
Sejak zaman yang sangat kuno hingga sampai jaman sekarang ini, dikatakan dalam salah satu kutipan keheningan atma jnana dalam rumah dharma Hindu Indonesia
Para Maharsi, Mahayogi, Mahasiddha, Danghyang, dsb-nya, dengan kekuatan mata spiritual beliau, serta para sadhaka [praktisi spiritual] yang mata spiritualnya sudah sangat terbuka, dapat melihat sendiri secara langsung tentang adanya fenomena samsara [siklus kelahiran kembali yang terjadi berulang-ulang], hukum karma [hukum sebab-akibat] dan pencerahan Kesadaran Atma [Moksha].
Di dalam berbagai buku-buku suci Hindu, banyak dibahas mengenai adanya fenomena samsara [siklus kelahiran-kematian yang berulang-ulang].

Seperti misalnya sebagai sebuah contoh, yaitu kutipan sloka dari Rig Veda I.164.38 :
Apan pran eti svadhaya grbhito
Amartyo martyena sayonih
Artinya :
Jiwa yang memiliki tubuh yang sementara, mengambil bentuk keberadaan lain mahluk seperti ini atau seperti itu [terlahir kembali] menurut perbuatannya [sesuai dengan karmanya] sendiri.
Dan sejatinya kita semua adalah para pengembara samsara yang terus berkelana selama milyaran tahun dari satu tubuh fisik ke tubuh fisik lainnya, dalam siklus kelahiran, kehidupan dan kematian yang terus menerus terjadi berulang-ulang.
Dalam jangka waktu milyaran tahun, dalam berjuta-juta kehidupan sebelumnya tersebut, kita tidak selalu terlahir sebagai manusia. 
Semua ini sangat erat kaitannya dengan akumulasi karma kita sendiri. Secara umum, akumulasi karma masing-masing orang adalah yang akan menjadi penentu kemana Atma akan terbawa setelah dijemput kematian.

Terdapat empat kenyataan kehidupan sebagai manusia dalam siklus samsara yang harus kita ketahui :
  1. Agar kita bisa terlahir sebagai manusia, kita membutuhkan akumulasi karma baik yang sangat banyak.
  2. Agar kita bisa terlahir sebagai manusia dan berjodoh dengan ajaran dharma, kita membutuhkan lagi akumulasi karma baik yang sangat banyak.
  3. Agar kita bisa terlahir sebagai manusia, berjodoh dan mampu memahami ajaran dharma dengan baik, kita membutuhkan lagi akumulasi karma baik yang sangat banyak.
  4. Agar kita bisa terlahir sebagai manusia, berjodoh dan mampu memahami ajaran dharma, lalu bisa melaksanakannya hingga dapat mencapai Moksha, kita membutuhkan lagi akumulasi karma baik yang sangat banyak.
Kita harus menyadari bahwa kelahiran kita sebagai manusia adalah sebuah karunia, yang kita ciptakan sendiri sebabnya dengan hidup secara baik dengan timbunan akumulasi karma baik yang banyak pada kehidupan-kehidupan kita sebelumnya. 
Sebaliknya, kelahiran kita yang akan datang juga akan ditentukan oleh segala apa yang kita lakukan saat ini juga.
Jika selama masa kehidupan ini kita membuat sedikit akumulasi karma baik [jarang melakukan
kebaikan], serta membuat banyak akumulasi karma buruk [sering melakukan kejahatan], maka ada beberapa kemungkinan dalam kelahiran kembali [punarbhawa, reinkarnasi] kita berikutnya, seperti misalnya :
  • == 1]. Setelah meninggal, kemudian Atma akan terlahir kembali sebagai manusia, tapi dengan kehidupan yang gelap [tidak ada jalan dharma], berat dan sengsara.
  • == 2]. Setelah meninggal, kemudian Atma akan menjadi hantu gentayangan, atau ditarik masuk terbawa ke dimensi alam-alam bawah [Bhur Loka], atau terlahir kembali sebagai hewan [binatang], atau bahkan masuk alam bawah yang paling gelap dan sengsara, yaitu alam neraka
Dimana hal ini berarti kita harus mengulangi lagi dari awal perjuangan sangat berat untuk dapat terlahir kembali sebagai manusia. 
Jadi, kita harus mengumpulkan lagi akumulasi karma baik yang sangat banyak, dalam jangka waktu sangat panjang, agar kita dapat terlahir kembali sebagai manusia.
Sebaliknya, jika selama masa kehidupan ini kita membuat sedikit akumulasi karma buruk [jarang melakukan kejahatan], serta kita membuat banyak akumulasi karma baik [sering melakukan kebaikan] maka ada beberapa kemungkinan dalam kelahiran kembali [punarbhawa, reinkarnasi] kita berikutnya, seperti misalnya :
  • == 1]. Setelah meninggal, kemudian Atma akan terlahir kembali sebagai manusia, dengan kehidupan yang terang, damai dan bahagia.
  • == 2]. Setelah meninggal, kemudian Atma akan ditarik masuk terbawa ke dimensi alam-alam suci [Swah Loka].
Kita telah melewati berjuta-juta kehidupan.

Hidup kita disaat ini sebagai manusia dikatakan sebagai berada di dimensi alam Bwah Loka, atau alam tengah. 
Ini disebut sebagai alam tengah, bukan karena letaknya di tengah-tengah, tapi karena kehidupan manusia laksana berada di tengah-tengah, bisa naik keatas [ke alam suci] atau mencapai Moksha, atau bisa juga terjerumus jatuh ke bawah [ke alam bawah atau menjadi binatang].
Sehingga siapapun diri kita, jika kita benar-benar dapat memahami fenomena siklus samsara dan hukum karma, maka kita akan dapat mengetahui bahwa mendapat kesempatan terlahir sebagai manusia.

Ingatlah, bahwa 
Permata berkah yang paling utama dalam siklus samsara adalah dapat terlahir sebagai manusia yang artinya;
Seperti apapun berkah kehidupan kita, seperti apapun sulitnya hidup kita, ingatlah bahwa kita sudah dapat terlahir sebagai manusia yang memiliki kesempatan sangat berharga untuk melaksanakan dharma dan melaksanakan sadhana untuk menemukan kembali kesadaran Atma di dalam diri & tujuan hidup di dunia ini..
***