Bala Kanda

Bala Kanda adalah bagian awal cerita yang mengisahkan tentang Epos Ramayana, kisah tentang petualangan Sang Rama.

Diceritakan di sebuah negeri Kosala dengan ibukotanya Ayodhya, hiduplah seorang raja yang bernama Dasarata yang memiliki tiga orang istri,
  • Kausalya yang berputra Rama sebagai anak tertua,
  • Kaikeyi yang berputra Bharata, dan 
  • Sumitra yanmg berputra Laksmana dan Satrughna.
Demikian sekilas kisah awal ini diceritakan idevata, nilai-nilai pendidikan dalam kitab suci ramayana tentang moral dan etika yang mengacu nilai-nilai agama atau nilai tentang kebenaran yang hakiki yang artinya mengandung nilai-nilai kebenaran yang bersifat kekal dan abadi yang selanjutnya oleh Urip Adi Prabawa dalam itihasa diceritakan kemudian :

Pada suatu hari Bhagawan Wiswamitra meminta tolong kepada Prabhu Dasarata untuk menjaga pertapaannya. 
  • Sang Rama dan Sang Laksmana pun disuruh untuk mengusir para raksasa yg menggangu para pertapa.
  • Lalu setelah pertapaan selesai, Bhagawan Wiswamitra mengajak Sang Rama dan Sang Laksmana pergi mengikuti sayembara di Wideha yang dilaksanakan oleh raja Janaka.
Setibanya disana, Rama melihat tidak ada satu orang pun yg mampu memenuhi persyaratan untuk menikahi Dewi Sita, yaitu mengangkat serta membentangkan busur Siwa
  • Namun saat Rama tampil ke muka, ia tidak hanya mampu mengangkat serta membentangkan busur Siwa, 
  • namun juga mematahkannya menjadi tiga. 
    • Saat busur itu dipatahkan, 
    • suaranya keras dan menggelegar seperti gemuruh. 
Melihat kemampuan istimewa tersebut, ayah Sita yaitu raja Janaka, memutuskan agar Rama menjadi menantunya. Sita pun senang mendapatkan suami seperti Rama.

Setelah menikah mereka pun pulang ke Ayodya. Namun ditengah jalan mereka berjumpa dengan Parasurama
  • Parasurama memegang sebuah busur dibahunya yg konon merupakan busur Wisnu. Ia sudah mendengar kabar bahwa Rama telah mematahkan busur Siwa. 
  • Dengan wajah yg sangar, ia menantang Rama untuk mematahkan busur Wisnu. 
    • Lalu dengan mudahnya Rama membengkokokan busur Wisnu tersebut. 
Melihat busur Wisnu dibengkokan dengan mudah, seketika itu raut wajah Parasurama menjadi lemah lembut. Lalu Rama berkata;
  • “Panah Wisnu ini harus mendapatkan mangsa. 
  • Apakah panah ini harus menghancurkan Tuan atau hasil tapa Tuan?” 
Parasurama menjawab agar panah itu menghancurkan hasil tapanya, karena ia hendak merintis hasil tapanya dari awal kembali. Setelah itu, Parasurama mohon pamit dan pergi ke Gunung Mandara.

Demikianlah kisah sang Rama mendapatkan istri yang bernama Dewi Sita dalam Bala Kanda Ramayana ini.
***