Maharsi

Maharsi (Maha Rsi) adalah orang bijaksana. mereka yang telah melewati tahap catur asrama dalam kehidupan ini untuk menjadi Hindu yang universal berlandaskan weda yang langkah-langkahnya disebutkan sebagai berikut : 
  • Awalnya mereka juga sebagai pelajar (brahmacari) yang bertujuan untuk  kemantapan belajar, serta upaya pengembangan ketrampilan sebagai bekal hidupnya kelak.
  • Selanjutnya mereka berumah tangga (grihasta) untuk dapat melanjutkan keturunan dalam melaksanakan yadnya dan kehidupan sosial lainnya.
  • Kemudian, mereka sudah ada dalam tahap hidup wanaprasta dengan tujuan pengamalan ajaran Dharma untuk mencapai kebahagiaan dan kebenaran sejati.
  • Dalam tahap akhir, mereka disebutkan sebagai sanyasin atau bhiksukadimana seluruh sisa hidupnya hanya diserahkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa untuk mencapai Moksa, kedamaian abadi.
Dalam perbedaan antara Maharsi, Awatara & Nabi | Beliau dalam bahasa Inggris juga disebut Great Scientist atau Ilmuan Besar.
Dan mereka juga tidak terlibat lagi di dalam urusan keluarga atau politik. 
Jadi mereka tidak ikut berperang ataupun membagi hasil jarahan dalam menjual budak misalnya.

Namun, mereka sepenuhnya hidup untuk spiritual atau kerohanian. Dan syarat untuk itu, mereka sebelumnya harus menjalankan hidup yang sangat bermoral
Karena itu sangat jarang ada kritik tentang kehidupan para maharsi kami. Hampir tidak ada kontroversi tentang kehidupan mereka. 
Walaupun demikian,
Mereka tidak meminta agar kehidupannya ditiru secara membuta. Mereka tidak ingin dikultuskan. Yang penting adalah ajaran-ajarannya. 
Jumlah orang-orang semacam ini banyak sekali dalam agama Hindu.
Tetapi kami tidak punya kewajiban merayakan hari lahir maupun kematiannya. Karena ketika mereka meninggal, jiwa mereka telah menjadi satu dengan Tuhan.
Seperti halnya Danghyang Nirartha yang diceritakan dalam mendekati detik-detik akhir untuk parama moksha, beliau terlebih dahulu menyucikan diri dengan mulat sarira ("pengendalian diri"; Daiwi Sampad) terlebih dahulu. 
Di tempat ini sampai sekarang berdirilah Pura Pangleburan yang berlokasi di Banjar Kauh Desa Adat Pecatu. 
Sebagai orang suci yang karena kesucian pikirannya, dimana disebutkan seorang rsi dapat menerima wahyu yang dalam kronologi turunnya wahyu Tuhan diuraikan sebagai berikut :
  • Lama kelamaan ajaran Maha Rsi Markandeya ini berkembang ke seluruh pulau, sehingga pulau ini dinamakan Pulau Bali, dalam pengertian pulau yang dihuni oleh orang-orang Bali, lebih tegas lagi pulau di mana penduduknya melaksanakan pemujaan dengan menggunakan sarana upakara (Bali).
Dan sebagai penghormatan kepada maha rsi yang telah membimbing kita ke jalan dharma tersebut, khususnya di Bali didirikanlan Pura Dang Kahyangan yang dikelompokkan berdasarkan sejarah.
***