Pada masa ini hidupnya diabdikan kepada pengamalan ajaran Dharma. Dalam masa ini kewajiban kepada keluarga sudah berkurang, melainkan ia mencari dan mendalami arti hidup yang sebenarnya, aspirasi untuk memperoleh kelepasan / moksa dipraktekkannya dalam kehidupan sehari - hari. Sumber : Hinducintadamai1 (ref1).
Juga dijelaskan dalam dokumen Forum Diskusi Jaringan Hindu Nusantara (ref2), raja-raja Bali setelah akhir masa pemerintahanya melakukan kehidupan wanaprasta.
Pertapaan mereka dicandikan, sangat disucikan oleh umat Hindu. Seorang raja diyakini sebagai titisan dewa. Rakyat meyakini seorang raja akan meniru sebagian kebajikan sifat para dewa.Disamping vibrasi/spirit dari para raja yang masih terasa di saat upacara keagamaan melalui kerauhan tetua warga, dalam penyampaian pesan dan kesan dari roh raja yang merintis jejak awal keberadaan suatu tempat suci tersebut.
Dalam kisah Pura Tirta Empul, juga dijelaskan tempat suci ini dibangun dan digunakan oleh Raja Sri Candrabhaya Warmadewa untuk melakukan hidup sederhana, lepas dari keterikatan dunia materi, melakukan tapa, brata, yoga, semadi, dengan spirit alam sekitarnya.
***