Pura Dang Kahyangan

Pura Dang Kahyangan adalah sebuah tempat suci yang dibangun atas dasar penghormatan kepada Sang Maharsi yang dikelompokkan berdasarkan sejarah yang notabene sebagai tempat pemujaan dimasa kerajaan di Bali, dimasukkan ke dalam kelompok Pura Dang Kahyangan Jagat ini. 

Keberadaan Pura Dang Kahyangan tidak bisa dilepaskan dari ajaran Rsi Rna (salah satu bagian dari ajaran Tri Rna).

Pura atau Ashram dibangun pada tempat di mana Maharsi melakukan yoga semadi. Itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Maharsi, Seperti Pura Silayukti di Karangasem. Silayukti diyakini sebagai tempat moksa Mpu Kuturan

Demikianlah disebutkan konsep Pura Dang Kahyangan di Jagat Bali dibangun,
sebagai penghormatan kepada Maha Rsi yang telah membimbing kita ke jalan dharma sebagaimana yang dijelaskan dalam sumber kutipan Pura Dasar Bhuana Gelgel sebagai salah satu Pura Dang Kahyangan.
Selain itu sebagaimana disebutkan dalam Babad Bali, Pura Dang Kahyangan ini sebagai kelompok Pura Kahyangan Umum / Jagat yang sarat akan kisah dari para Maha Rsi, seperti beberapa dang kahyangan berikut ini :
  • Candi Agung Gumuk Kancil, padatnya pelataran Candi Agung Gumuk Kancil saat piodalan cukup dimaklumi mengingat kawasan tersebut merupakan persinggahan Maha Rsi Markendya, sebelum melanjutkan perjalanan ritualnya ke Bali.
  • Pura Gunung Raung Taro Tegalalang | sebagai pasraman Maha Rsi Markendya dan juga sebagai tempat mendalami ilmu kerohanian (Para Vidya) dan ilmu keduniaan (Apara Vidya) maka ada kemungkinan empat pintu kesemua arah sebagai pengejawantahan pentanyaan Mantra Rgveda I.89.1 yang menyatakan: A no bhadarah kratavo yantu visavanta. Artinya: Semoga pemikiran yang mulia datang dari semua arah.
  • Pura Bukit Sinunggal | Berdasarkan prasasti Raja Sri Kesari Warmadewa tertanggal 19 Agustus 914, Pura Gunung Sinunggal yang dahulu disebut Hyang Bukit Tunggal terdapat di Desa Air Tabar, daerah Indrapura
  • Pura Rambut Siwi | saat Mpu Dang Hyang Nirartha ke Bali salah satu pura yang beliau kunjungi adalah Pura Rambut Siwi. Saat beliau memasuki pura, penjaga pura mengharuskan agar Mpu Dang Hyang Nirartha sembahyang di pura tersebut. Kalau tidak, beliau akan diterkam oleh harimau. Karena diharuskan, menyembahlah beliau di pura tersebut. Ternyata pura tersebut menjadi hancur berantakan. Karena demikian, penjaga pura akhirnya mohon maaf kepada Mpu Dang Hyang Nirartha. Di samping itu penjaga pura mohon agar pura itu dikembalikan pada keadaan semula. Atas kewisesaan Mpu Dang Hyang Nirartha, pura itu pun kembali utuh seperti sediakala. Mpu Dang Hyang Nirartha mengambil sehelai rambut beliau diletakkan di pura tersebut untuk dijadikan sarana pemujaan di pura tersebut. Sejak itulah pura tersebut bernama Pura Rambut Siwi. Nama Rambut Siwi inilah yang lebih populer sampai saat ini.
Demikianlah disebutkan beberapa dari sekian banyaknya keberadaan Pura Dang Kahyangan ini, sebagai bagian dari sejarah dan kisah perjalanan dan kepemimpinan para Maha Rsi ke Pulau Bali ini yang mana pada hari - hari liburan sekolah juga biasanya sebagai tujuan wisata.
***