Daiwi Sampad (Daiwi Sampat) adalah sifat manusia yang dipengaruhi oleh sifat-sifat kedewataan yang mengakibatkan atau mendorong manusia untuk berbuat mulia baik, bjaksana dan untuk itulah pengendalian diri seperti mulat sarira sebagaimana dijelaskan oleh acarya waktra yaitu dengan introspeksi diri, yakni
menilai kembali perbuatan atau keberhasilan dan kegagalan kita masa lalu, sangatlah penting artinya untuk keseimbangan dan keselaranan kedamaian hidup kita.
Segala perbuatan baik (subha karma) perlu dilestarikan dan dikembangkan sedangkan segala kesalahan keburukan, perbuatan tidak baik (asubha karma) patut tidak dilakukan dan dilenyapkan.
Dengan mendapat pengaruh positif dari Daiwi Sampad ini sehingga sinyal-sinyal dari Panca Buddhindriya yang masuk pada Tri Antah Karana, disebutkan juga akan membentuk “selubung Suksma Sarira” yang disebut Panca Tan Matra.sebagai unsur benih kehidupan.
- Sifat-sifat buruk asubha karma manusia hendaknya diusahakan di-”somiya” melalui pecaruan sehingga Asuri Sampad (keraksasaan) dapat berubah menjadi Daiwi Sampad (sifat kedewataan)
- Dengan prosesi Nyomia dalam hal menetralisir kekuatan - kekuatan jahat agar menjadi suatu kekuatan yang baik dan berguna bagi diri manusia itu sendiri dan kehidupan di alam semesta ini seperti contoh-contoh sifat Daiwi Sampad disebutkan serik antari yaitu :
- rajin membantu orang tua
- hormat dan patuh terhadap orang tua
- hormat dan sayang kepada guru
- taat beragama
- rajin belajar dan bekerja
- bersosialisasi di masyarakat dengan baik
- mencintai alam semesta
- berkata, berprilaku yang sopan; Seperti halnya dalam norma penggunaan busana adat Bali, haruslah bersih, rapi dan sopan sesuai dengan perkembangan jaman.
***