Perkembangan Agama Hindu

Dalam memperkenalkan kebebasan yang paling luas dalam masalah keyakinan dan pemujaan,
yang pada hakekatnya Tuhan Yang Maha Esa menggunakan banyak media ataupun melalu para rsi untuk dapat menyampaikan ajaran suciNya kepada umat manusia.
Seperti halnya tatkala zaman weda, nama-namanya juga telah berubah ke dalam jargon lokal untuk menekankan berbagai karakteristik berkenaan dengan penduduk wilayah itu.
Beberapa perkembangan Hindu Dharma di berbagai wilayah dan negara disebutkan sebagai berikut :
  • Dahulu diceritakan pernah ada seorang raja dari Bharatawarsha bernama Bharata sebagai penguasa India Kuno.
    • Beliaulah disebutkan asal - usul dan sejarah nenek moyang Kurawa dan Pandawa dalam Epos Mahabharata sebagai salah satu bagian dari itihasa umat Hindu.
  • Begitu pula di luar India, perkembangan Agama Hindu juga disebutkan seperti berikut :
    • Di Afghanistan telah ditemukan arca ganesa dari abad ke-5 M.
    • Prasasti Laguna di Filipina bertuliskan tahun 822 saka. 
      • Dalam prasasti tersebut terdapat banyak kata dari bahasa sanskerta, jawa kuno, Malaya Kuno, dan Bahasa Tagalog Kuno.
    • Sebuah prasasti dalam bentuk inskripsi yang berhasil digali di Mesir berangka tahun 1280 SM. Isinya memuat 
      • Perjanjian antara Raja Ramses II dan bangsa Hittite.
      • Kata ramses mengingatkan kita kepada Rama yang terdapat dalam kitab Ramayana. Rama, 
        • oleh umat Hindu diyakini sebagai penjelmaan atau awatara Dewa Wisnu, yaitu manifestasi dari Tuhan sebagai pemelihara, Wisnulah yang menyelamatkan dunia ini dari ancaman keangkaramurkaan.
    • Penduduk zaman purbakala yang ada di daerah-daerah ’’Meksiko’’ yaitu orang-orang Astika, yaitu orang-orang yang percaya dengan keberadaan weda-weda. 
      • Kata astika adalah sebuah istilah yang saat ini masih dipergunakan oleh masyarakat Meksiko sebagai salah ucapan dari kata Aztec.
      • Festival Rama-Sita yang dirayakan oleh masyarakat Meksiko dapat disamakan dengan hari raya dussara atau Navaratri.
    • Hari-hari raya tahunan masyarakat Peru jatuh pada hari-hari Soltis. 
      • Masyarakat negeri peru dikenal dengan bangsa inca. Kata inca berasal dari kata ina yang berarti Matahari.
      • Dewa matahari menurut keyakinan umat hindu indonesia ’’bali’’ disebut Siwa Raditya =surya= matahari. 
        • Pemujaan kehadapan dewa matahari ’’surya raditya’’ terbiasa dilakukan oleh umat hindu kita, sebagaimana juga dilaksanakan oleh bangsa Inca di Peru.
    • Kalifornia memiliki kedekatan dengan kata kapila aranya. 
      • Kondisi ini memungkinkan sekali karena secara nyata dapat kita ketahui bahwa di amerika terdapat cagar alam taman gunung abu 
        • yang kemungkinan sekali berasal dari abunya putra-putra raja sagara yang berjumlah enampuluhribu dan nama pulau kuda yang diambil dari nama kuda persembahan raja sagara.
    • Para penari ‘’siwa dance’’ Australia menghiasi dahinya dengan hiasan mata yang ketiga. 
      • Hal ini merupakan suatu bukti yang dapat dijadikan sumber memberikan informasi kepada kita bahwa penduduk asli negeri kanguru ‘’australia’’ ini telah mengenal atau mendengar nama-nama dewa dalam kitab suci weda.
    • Di Bali sendiri disebutkan kembali dikuatkan oleh Maharsi Markandeya, disebutkan berasal dari lembah sungai sindhu, ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai juga ke Indonesia seperti halnya Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumbawa dengan bukti peninggalan prasasti yang ada di wilayah tersebut.
Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali dalam sejarah agama Hindu dalam keterangan hindu students activity unit of bogor agricultural university disebutkan bahwa pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami zaman kemunduran Agama Hindu dan mulai bangkit yaitu ditandai dengan :
  • Mulai tahun 1921 usaha pembinaan muncul dengan adanya Suita Gama Tirtha di Singaraja. 
  • Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar
  • Surya kanta tahun 1925 di SIngaraja, 
  • Perhimpunan Tjatur Wangsa Durga Gama Hindu Bali tahun 1926 di Klungkung
  • Paruman Para Penandita tahun 1949 di Singaraja, 
  • Majelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung, 
  • Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari 1959 terbentuklah Majelis Agama Hindu. 
  • Kemudian pada tanggal 17-23 Nopember tahun 1961 umat Hindu berhasil menyelenggarakan Dharma Asrama para Sulinggih di Campuan Ubud yang menghasilkan piagam Campuan yang merupakan titik awal dan landasan pembinaan umat Hindu. 
  • Dan pada tahun 1964 (7 s.d 10 Oktober 1964), diadakan Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Dan sebagai anugrah yang luar biasa dari Ida Sanghyang Widhi Wasa kepada umat Hindu dan kini di eropa, khususnya umat Hindu Belgia miliki pura yang megah di kawasan taman wisata burung Parc Paradisio yang diberi nama Pura Agung Santi Bhuwana.
Tepatnya Senin Umanis Medangkungan tanggal 18 mei 2009 lalu, berlangsung upacara suci pemelaspasan berlangsung. 
Dentingan suara genta dua sulinggih Ida Pedanda Putra Telabah dan Ida Pedanda Panji Sogata, semerbak wangi bunga dan dupa beserta alunan gamelan gong kebyar dari sekehe gong Saling Asah Belgia menghanyutkan keharuan komunitas nyame Bali di Belgia. 
Betapa tidak, prosesi ritual dengan pra sarana bebantenan langsung dari Bali telah melepaskan kerinduan mereka akan suasana magis bali yang dicintai.
***