Upacara Pangruwak atau Ngeruwak Bhuwana adalah upacara yang dilaksanakan sebelum membangun rumah baru maupun membuat bangunan suci sebagai permohonan kehadapan para bhuta kala
agar mereka tidak mengganggu.
Permohonan tersebut disebutkan dapat dipersembahkan berupa Caru Eka Sata menurut ajaran sastranya* seperti halnya :
- Dalam tahapan upacara membuat bangunan suci disebutkan dilengkapi dengan caru ayam berumbun, dengan segala perlengkapannya,
- urip 33,
- pakalahyangan,
- sesayut durmanggala, digunakan untuk menjauhkan dari segala macam masalah negatif
- prayascita dipersembahkan kepada Sang Bhuta Bhuwana.
- Segehan Agung, dilengkapi dengan tetabuhan arak berem, dipersembahkan kepada sang Bhuta Dengen.
- Dilanjutkan dengan mengukur lokasi bangunan tersebut dengan ketentuan Asta Kosala, Asta Dewa, Asta Bhumi, Asta Patali, sesuai dengan kegunaannya.
- Setelah itu barulah dilanjutkan dengan persembahyangan bagi para penyungsung tempat suci itu.
- Semua bunga, kawangen yang dipergunakan untuk sembahyang dikumpulkan, untuk ikut dijadikan dasar.
- Pangruwak bhuwana dan nyukat karang, nanem dasar wewangunan upacara dalam membangun rumah baru.
- Upakaranya , caru siap berumbun, penek sega manca warna.
- Upakara Nanem dasar: pabeakaonan, isuh - isuh, tepung tawar, lis, prayascita, tepung bang, tumpeng bang, tumpeng gede, ayam panggang, tetebus, canang geti - geti.
Sesungguhnya hidup senantiasa menjaga kelestarian dan keharmonisan lingkungan sekitar dan alam ini,
Apabila unsur-unsur tersebut telah harmonis akan dapat menimbulkan kekuatan positif.
Sehingga menjaga keharmonisan Bhuta Hita itu sangatlah penting dilakukan untuk dapat menjaga keharmonisan alam ini agar tetap sejahtera.
***