Geti-Geti

Geti-Geti adalah simbol dari elemen-elemen badan kasar (suksma sarira) manusia yang berasal dari Panca Maha Butha dalam beragam wujud seperti yang biasanya digunakan dalam canang geti-geti sebagai alas pelengkap ceper sebagaimana dikutip Unila dari salah satu penelitian bebantenan di Bali.

Adapun geti-geti dalam lamp kata-kata sukar disebutkan terbuat dari ketan yang dinyanyah yang diberi gula dan dibungkus dengan daun pisang yang sudah kering.

Dalam beberapa penggunaannya disebutkan sebagai berikut :
  • Perlengkapan dalam caru sasih kawulu, supaya sasih-sasih tersebut memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupan manusia.
  • Perlengkapan dalam upacara pangruwak bhuwana sebelum membangun rumah baru.
  • Saat soma ribek digunakan geti-geti geringsing sebagai pemujaan kepada Sanghyang Trimerta (Tri Mertha).
  • Geti-geti 16 besik, taler magenah ring garis nasine punika untuk sesayut plekempa.
  • bermanfaat mengusir bebai dengan persembahan berupa tumpeng tiga biji, merah hitam kuning, diberi alas nasi berwarna, diisi dengan telur yang hampir menetas, beralaskan kulit sasayut, buah-buahan dan geti-geti.
***