Tatebus (tetebus) berarti lunasi atau tuntaskan yang dalam makna filosofis penggunaan benang tetebus dalam upakara yadnya adalah
- jika kita mengerjakan sesuatu hendaknyalah dilakukan sampai tuntas,
- bagaikan memilin benang tetebus yang bercerai-berai dan
- kita diwajibkan untuk mempersatukan dan menjadikan benang tersebut menjadi satu-kesatuan.
Artinya apa pun yang
yang kita mulai seharusnya diselesaikan secara sempurna bagaikan orang
memilin benang tetebus tersebut, semua diproses dengan penuh kesabaran
dan ketelatenan, demikian disebutkan dalam kutipan artikel majalah hindu raditya yaitu pemakaian benang sebagai proses kehidupan yang sering dipakai dalam kegiatan ritual atau dalam membuat upakara yadnya, khususnya pemakaian benang suci tatebus ini.
Sehingga benang tetebus ini digunakan sebagai simbol dari beberapa upacara yadnya dan tetandingan banten seperti disebutkan :
- Pada tetandingan banten pengladagan dedari dalam upacara pagedong gedongan menggunakan tetebus putih kuning.
- Banten sesayut patemon mangge ring pawiwahan, sane istri menggunakan tatebus barak sedangkan sane lanang menggunakan tatebus putih, tetapi untuk
- Tatebasan bayakala pakala - kalanan menggunakan benang tatebus putih.
- Sesayut purna asihnya ngangge tatebus ireng lan kuning.
- Tatebus untuk tatebasan / sesayut dharmaning angekeb sari manut ring warnaning tumpeng.
- Sesayut sugih rendah rikala negteg Pulu ngangge tatebus putih.
- Ring pengekeban, sesayut dreaman angopti sari ngangge tatebus ireng lan kuning.
***