Caru Eka Sata

Caru Eka Sata (Sato) adalah kurban suci yang digunakan untuk mengharmoniskan lingkungan pekarangan seperti areal perumahan, tempat suci dll,
bertujuan untuk membantu manusia agar bisa menetralisir dan selamat dari godaan-godaan para bhuta kala di lingkungannya sendiri.
Caru yang termasuk Bhuta Yadnya untuk mensucikan palemahan ini secara lebih rinci dalam kutipan artikel Caru Palemahan Dan Sasih Dalam Agama Hindu Di Bali disebutkan :
  • Caru karang panas | untuk pekarangan dengan penghuninya sering sakit, merasa bingung dan selalu terjadi perselisihan atau sering terjadi keributan.
  • Caru karang panas kageringan | untuk pekarangan yang mengakibatkan sakit tak berhenti sehingga menimbulkan kematian.
  • Caru pengeruak bhuvana | caru yang dilakukan sebelum kita mendirikan sebuah bangunan.
  • Caru ayam brumbun | caru ini biasanya menyertai piodalan di sanggah pamrajan yang tergolong menengah.
  • Caru ayam biying | digunakan untuk ”nyeheb api” yang disebut ”Nyeheb Brahma” biasanya dilakukan setelah ngaben, yang menggunakan ayam biying dengan urip 9 perlengkapan sama seperti caru eka sato.
Kekuatan-kekuatan yang bersifat negatif yang sering menimbulkan gangguan serta bencana, tetapi dengan Bhuta Yadnya ini maka kekuatan - kekuatan tersebut akan dapat melindungi secara niskala kehidupan manusia dan lingkungannya.


***