Dan semua cobaan dan godaan tersebut terkadang dapat memaksa orang untuk reformatting Sraddha atau memformat ulang Sraddha-nya.Namun ketika kita dapat melatih kesabaran disebutkan bahwa :
Segala godaan yang muncul akan dapat memperkuat kejernihan bathin kita.
Seperti halnya dalam kisah pertapaan Sang Arjuna;
Walaupun digoda oleh Dewi Uruwasi yang cantik namun Sang Arjuna berhasil menjalankan tapanya,
itu disebutkan karena keteguhan hati dan kuatnya iman untuk dapat melawan berbagai-berbagai godaan, terutama melawan godaan nafsu yang tersembunyi di dalam dirinya (sapta timira).
Pada zaman dahulu, sejatinya orang bijak dalam meningkatkan sraddha sebagai dasar keyakinan dikatakan sangat berhati-hati mengarahkan dirinya pada “tawaran-tawaran” indah dan menarik itu karena sudah mengalami anubhava sebagai kedewasaan berkeyakinan yang bersumber dari asalNya.
Ibaratnya madu itu rasanya manis.
Walaupun jutaan orang mengatakan madu itu pahit atau kecut, namun mereka tetap tidak akan pernah mengubah Sraddha-nya.
Para bijak memberikan perhatian pada hal ini dengan baik dan bersungguh-sungguh.
Jika tidak, mereka akan kehilangan pahala dari semua praktiknya.
Karena apa pun dilakukan orang namun tidak disertai Sraddha dengan baik, maka orang tidak akan mendapatkan buah dari praktiknya, ia hanya akan melakukan “kerja keras sia-sia”.
Demikianlah ketetapan hati sebagai kekuatan sraddha diperlukan untuk dapat menangkal segala godaan yang dapat menggoyahkan iman.
Dan melatih kesabaran juga dikatakan dapat mengendalikan diri dari ketidak seimbangan keadaan agar tetap memiliki ketetapan hati.
Dan ketika kesabaran kita meningkat dimana dalam updadesha 2 dikatakan:
Gunakan godaan sebagai aspek yang dapat memperkuat kejernihan bathin dan jangan gunakan godaan sebagai aspek yang memperlemah.
Godaan ada bukan sebagai racun, godaan ada sebagai vitamin yang memperkuat kejernihan bathin.
Orang menggoda kita bukan untuk menghancurkan kesabaran kita, tapi untuk memperkuat kesabaran kita.
Godaan akan memperkuat kesabaran kita kalau kita bisa tabah, bertahan, diam dan tidak dendam. Lebih baik lagi kalau orang yang menggoda kesabaran kita tidak kita lihat sebagai orang jahat, melainkan sebagai orang yang bathinnya sedang menderita, yang memerlukan welas asih dan kebaikan dari kita.Kalau kita punya inspirasi untuk hidup damai [shanti] atau untuk merealisasi jivan-mukti, kesabaran adalah keharusan yang tidak bisa ditawar.
Ketika badai datang, yang tersisa adalah pohon-pohon yang kuat.
Tempatkan godaan kesabaran itu seperti angin badai.
Dan hari ini, mulailah tunjukkan bathin kita ibaratnya sebagai pohon yang bisa bertahan di tengah badai, dan jangan menjadi pohon yang tumbang.
Sebagai renungan :
Godaan itu bisa berwujud kesenangan dan kenikmatan seperti halnya dikisahkan dalam penculikan Dewi Sita sebagai akibat dari keinginan memiliki seekor kijang kencana yang berbulu emas.
***