Kenikmatan

Kenikmatan adalah kepuasan indria yang dipengaruhi oleh rangsangan pikiran dalam merasakan kehidupan dunia ini.

Dalam Hindu Dharma disebutkan bahwa; 
Kenikmatan hidup yang dinikmati dengan batas-batas tertentu dengan kesadaran rokhani disebutkan hendaknya dapat memberi makna pada arti kehidupan ini. 

Seperti halnya mencari senangnya hati dalam menikmati hidup akan dapat membesarkan energi...

Seseorang yang tanpa lelah akan terus bekerja dan beraktifitas, gerakan nya teratur tertata rapi...
Pikirannya di tarik kedalam, hening dalam puja puji. Senyum nya indah, lidah nya menari - nari memuji nama suci Tuhan, gerakannya menyelesaikan semua yg harus di selesaikan yaitu dengan perpaduan gerakan kehidupan kerja dan bhakti.

Karena Ia yg menggunakan talent, bakat alam untuk bekerja mencari nafkah, akan selalu ber hati senang, riang gembira, tulus dan menikmati. serta tidak akan pernah lelah. 

Namun jika kita tinjau dari tujuan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, maka mengejar kebahagiaan duniawi tidak ada salahnya. 
Hanya kenapa kesenangan dan kenikmatan materi saja yang utama.

Sebenarnya setiap orang syah-syah saja disebutkan jika mengejar dan mendambakan kesenangan dan kenikmatan materi. 
Siapa yg tidak ingin mempunyai rumah yg mewah, mobil mewah dan materi lainnya yg berlimpah. 
Tetapi sayang, jika hanya kesenangan dan kenikmatan materi saja yg menjadi tujuan utamanya sehingga pada kesempatan tertentu bisa jadi orang seperti ini akan melalaikan kebajikan, melupakan hukum, tak hirau pada ketentuan, undang-undang atau apa saja norma itu, asalkan yg terpenting dapat senang dan memperoleh materi yg dikehendaki.

Orang semacam ini akan menghalalkan segala cara, asal bisa senang dan mendapatkan materi yg dikehendaki. 

Bila orang ini punya jabatan atau kekuasaan, maka ia akan menyalahgunakan kekuasaannya demi uang atau bentuk materi lainnya, asalkan senang.

Sehingga dalam pelaksanaan pratyahara yoga disebutkan kita hendaknya dapat memutuskan mata rantai olah pikiran dari rangsangan syaraf ke keinginan (nafsu), sehingga citta menjadi murni dan bebas dari goncangan-goncangan.

***