Citta

Citta adalah pusat penyimpanan ingatan dan kesan-kesan mental (samskara) yang terletak di alam pikiran untuk dapat menjalankan fungsi perenungan (atau memunculkan kembali kejadian-kejadian yang telah lewat).

Citta yang juga dibentuk dan berperan dalam Tri Antah karana sarira dan dasa indria dalam isi lontar kelepasan Hyang Siwa disebutkan Sang Hyang Atma yang terdiri dari pada citta dan citta pada ahangkara yang sifatnya ada tiga macam yaitu; 
  • Waikreta yaitu : Buddhi Sattwa yang nantinya menimbulkan adanya manah dan Dasendriya.
  • Taijasa yaitu Buddi Rajah yang berfungsi untuk menumbuh kembangkan unsur-unsur jasmani.
  • Bhutadi yaitu Buddhi Tamah yang nantinya akan menimbulkan adanya Panca Tan Matra, dari Panca Tan Matra timbullah panca Maha Bhuta.
Namun pada saat Sang Hyang Atma (Siwatma) nantinya akan menyatu kembali dengan Sang Hyang Siwa (Brahman), semua indriya akan ditarik dari obyek kenikmatannya dan berkumpul kedalam Citta, Buddhi, dan Manah yang tidak tertutupi oleh apa-apa, 
Kemudian Ia akan keluar melalui ubun-ubun (Siwaduara), lalu Omkara sabda yang berada didalam hati itu akan menghilang dan menghilangkan dari apa yang didengar pada waktu Siwa berwujud sebagai Siwatman, 
Omkara dihilangkan maksudnya adalah agar Citta itu diluputkan dari Angga Pradhana, dan menyatu dengan suksma (alam halus).
Penyatuan kembali unsur sad rasa dengan unsur Citta, Buddhi, Manah, Ahangkara, Dasendria, Panca Tan Matra dan unsur dari Panca Maha Bhuta itu sendiri akan membentuk dua benih kehidupan purusa pradana atau sukla dan swanita yang akhirnya penyatuan sukla dan swanita itu maka timbullah penciptaan mahluk hidup yang telah memiliki atman sebagai bagian terkecil dari brahman atau parama atman.

Dan oleh karena hidup kita ini juga di belenggu oleh Citta dan Klesa, Ātma menimbulkan terjadinya Citta Angga atau sthula sarira (badan kasar) menimbulkan terjadinya klesa.
Maka dari itulah dalam sarana persembahyangan, beras/wija sebagai lambang benih, dalam setiap insan/kehidupan diawali oleh benih yang bersumber dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berwujud Ātma untuk menghilangkan rintangan dalam mencapai tujuan hidup yang berasal dari Panca Klesa sehingga orang maju di dalam spiritualitas sukshma sarira-nya menjadi lembut, cerah dan berpendar.
Dan kalau alam pikiran (citta) itu kuat dan seimbang dengan komposisi Tri Guna yang ideal maka nantinya Guna Sattwam itu akan membuat orang selalu berniat baik.
***