Sukla

Sukla berarti suci dan bersih.
  • Sukla & Swanita bisa diartikan sebagai laki dan perempuan.
  • Sukla juga berarti makanan yang dihidangkan berdasarkan standard kesucian dan kebersihanya.

Khususnya dalam hal makanan, hendaknya juga dapat mempertimbangkan baik itu dalam proses maupun produksinya sehingga sehat bagi jasmani dan rohani.
Berkaitan dengan Warung Sukla disebutkan bahwa berbelanja atau metumbasan pada orang Bali berarti kita ikut beryadnya untuk dapat mensyukuri atas apa yang telah Tuhan berikan.
Umumnya di Bali, label "Sukla" sebagai ciri khas dalam hal kuliner yang sebenarnya berawal dari pola hidup masyarakat Hindu Bali yang sangat menjunjung tinggi kebersihan, tata pengelolaan makanan dan produksi makanan yang sesuai dengan nilai-nilai filosofi Bali.

Jika umat Hindu Bali membuat makanan, bisa dipastikan prosesnya sangat bersih (sukla).
  • Dari pengelolaan bahan makanan di dapur hingga di hidangkan. 
  • Karena dari keluarga, orang Bali dididik untuk menghargai kesucian. 
Karena dalam keyakinan, makanan akan sangat mempengaruhi kualitas badaniah dimana dalam kitab Weda sangat diyakini bahwa makanan itu sangat berpengaruh pada aktivitas sehari-hari termasuk siapa yang menghidangkan makanan, proses penghidangan dan takaran kesucian tersebut sehingga disebutkan oleh dkpperadahjembrana, industri makanan di Bali perlu sertifikasi "SUKLA", apalagi Bali sebagai daerah pariwisata dan padat penduduk, karena kebutuhan makan di Bali sangat besar.

Dalam hal konsep spiritual pun di Bali diyakini; 
Bahwa dimana dalam hal penyatuan keenam unsur sad rasa dengan unsur Citta, Buddhi, Manah, Ahangkara, Dasendria, Panca Tan Matra dan unsur dari Panca Maha Bhuta itu sendiri akan membentuk dua benih kehidupan purusa pradana atau sukla dan swanita yang akhirnya penyatuan sukla dan swanita itu maka timbullah penciptaan mahluk hidup yang telah memiliki atman yang suci.
***