Dan berdasarkan atas kesucian Tri Kaya Parisudha hendaknya kita disebutkan agar tetap tabah menghadapi segala cobaan & rintangan;
Seperti halnya dalam menjalani suka duka bahtera kehidupan berumah tangga yang diawali dengan rangkaian mebeakala dalam adat tradisi Hindu di Bali.
Diceritakan dalam kesaksian Widya Astiti, seorang wanita yang sangat gigih untuk mendampingi pasangan hidupnya.
Saya Asli Jawa menikah dengan pria Bali dan kini memeluk Hindu...
Kini Saya seorang serati (tukang banten) didesa tempat tinggal suami saya (terdiri tiga Banjar).Saya juga seorang permas di sanggah besar suami saya (90 kk).
Astungkara.. atas semua kebaikan Tuhan/Hyang Widhi saya diberi kepercayaan tersebut.
Walaupun PRO-KONTRA mewarnai keberadaan saya sebagai Serati dan Permas dilingkungan tempat tinggal kami....
Banyak yang mencemooh dan menghina saya, Dengan alasan saya berasal dari Suku Jawa (pendatang, bodoh dan miskin).
Yaaaaa......
Semoga Hyang Widhi memberikan kekuatan dan kebaikan pada saya untuk tetap berbakti.... Selamanya....
Karena saya bertanggung jawab atas perbuatan saya pada Tuhan dan Leluhur, bukan pada mereka orang-orang yang berada disekitar saya.Rahayu 3x....
Om Santih3x Om...
Nb..
Jangan pernah Takut kembali ke rumah Dharma (Hindu).
***
