Bencana Alam

Bencana Alam adalah munculnya ketidak seimbangan sosial dan alam yang ditandai dengan berbagai musibah dan angkara murka dari alam itu sendiri.
Akibat panas yang luar biasa dari magma gunung berapi misalnya, batu yang super dingin itu pun juga disebutkan tak mampu menahan hawa panas inti bumi dan akhirnya pecah.
Bencana alam besar memang benar bisa saja terjadi atas kehendak Hyang Maha Kali Sakti.
Karena dalam pandangan spiritual, Maha Kali juga disebut sebagai pengendali keangkaramurkaan di delapan penjuru yang disimbolkan dengan wujud wanita sakti bertangan delapan.
Pelaksanaan upacara penyucian bumi seperti halnya peneduh jagat dll dalam lontar roga sangara gumi disebutkan kepada para dewa, bhutakala tersebut agar sudi memaafkan ulah manusia, mengembalikan bumi ini menjadi bersih dan suci kembali. 
Tujuan yang paling penting sudah tentu agar tidak lagi terjadi bencana alam atau dijauhkan dari segala malapetaka.

Dan demi keselamatan bersama, sehingga dari dahulu para bhagawanta telah berpesan,
"Bahwa, manusia sebagai bagian dari alam harus mampu melakukan penyatuan diri namun yang terjadi manusialah yang memisahkan diri dari alam, sehingga alampun menjadi murka".
"Dan kami ingin kearifan lokal masyarakat Bali dalam sistem ketataprajaan dapat berjalan kembali".
Seperti halnya :
  • Kewajiban manusia untuk dapat menjaga hubungan palemahan yang harmonis dengan lingkungannya
  • Untuk dapat menjaga hubungan kesucian dan keseimbangan alam ini secara sekala dan niskala dengan konsep sad kerti yang telah ada.
    • Dengan tetap melaksanakan upacara Bhuta Yadnya disebutkan akan dapat menolong dan melindungi kehidupan manusia dan alam semesta ini dari kekuatan-kekuatan yang bersifat negatif yang sering menimbulkan gangguan serta bencana. 
      • Seperti saat terjadi linuh, lempeng bumi bertumbukan, tanah pun ikut berguncang. 
        • Bila tumbukan terjadi di dasar laut dengan kekuatan di atas 6 SR dan kedalaman yang dangkal, air laut pun naik yang dikenal dengan nama tsunami. 
          • Bukankah tidak jauh berbeda dengan gambaran kisah bedawangnala itu?

Demikian pula dikisahkan, keampuhan sebuah pura yang diterjang oleh badai Tsunami. oleh para saksi bangkitnya umat Hindu di Tanah Jawa, diceritakan sebagai berikut :

Di kejauhan hanya tampak pura yang di dalamnya terlihat berdiri sebuah padmasana yang anggun dan kokoh kemudian alamnya diwarnai dengan canda ombak yang banyak ditingkahi lambaian daun nyiur yang romantis. 
Sekitar 400 meter terlihat ada sejumlah rumah penduduk yang sederhana. Menurut Midi, walaupun pura ini ada di Desa Pancer, tapi panyungsungnya tinggal jauh dari pura.  

Hanya Mangku Midi yang ada dekat pura karena tugasnya sebagai pelayan umat. 
Walaupun begitu, setiap ada rarahinan, pura ini tidak pernah sepi, justru sebaliknya pura ini selalu dipadati umat Hindu dari daerah Banyuwangi dan sekitarnya. 
Seperti diungkapkan Mangku Midi, selamatnya pura ini dari terjangan badai Tsunami telah membuat umat Hindu menjadi semakin yakin dengan kekuatan magis yang ada di dalam pura. 
Kondisi ini juga menumbuhkan keyakinan yang semakin membesar di kalangan umat. Sejumlah umat Hindu di Banyuwangi yang sempat berbincang-bincang dengan Reporter Raditya menilai keberadaan pura ini banyak memberi anugrah kepada umat sekitarnya. 

Pasalnya pura ini memiliki pemandangan yang luar biasa, mirip seperti Pura Pulaki yang ada di Bali. Hanya lantaran kondisi ekonomi krama Hindu setempat belum memadai, membuat pura ini menjadi tidak terurus. 
Mangku Midi saat ditanya, "kapan umat Hindu pedek tangkil ke pura?",
Dengan enteng Jro Mangku mengatakan, yang paling banyak, umat sering tangkil pada saat purnama tilem.Umat.
***