Nirupam

Nirupam adalah sesuatu yang tak berwujud dan tak berbentuk namun dipercaya kebenarannya.
Menjadi sebuah keabstrakan yang bersifat maya, yang secara niskala tak terlihat oleh kasat mata.

Terkadang pikiran manusia beragam, ada yang percaya Tuhan itu berkepribadian dan ada yang tidak;
  • Ada yang percaya Tuhan itu pria dan ada yang tidak;
  • Ada yang percaya Tuhan itu berwujud dan ada yang tidak;

Sehingga dalam Sanatana Dharma dikatakan dengan istilah Neti-Neti yang artinya bukan ini dan bukan yang ini juga.

Memahami Ia yang tak berwujud, ibaratnya seperti :
  • Angin yang tidak terlihat oleh mata namun tetap dapat dirasakan.
  • Acintya sebagai wujud Tuhan yang tak terpikirkan 
  • menjadi kebenaran sejati dalam Hindu Dharma,
    sebagai jalan abadi atau Sanatana Dharma untuk memuja Tuhan.
Walaupun Tuhan tidak berbentuk disebut sebagai Nirguna Brahman yang berkedudukan pada alam utama Satyaloka yang maha sempurna, 
  • Namun dengan kemahamuliaanNya sebagaimana disebutkan Widhi Tatwa
  • Beliau dapat mengambil wujud sesuai dengan keadaan untuk menegakkan dharma dalam berbagai perwujudan yang dinamai Awatara seperti :
    • Tri Purusha Awatara, selalu memuja Tuhan untuk mencapai kebahagiaan niskala yang tidak dapat dilukiskan kebahagiaan itu.
    • Guna Awatara berarti Tuhan-lah dalam wujud Tri Murti yang dipuja dalam kahyangan tiga sebagai sumber pengendali tertinggi sifat dasar dari manusia itu.
    • dll
Meskipun Tuhan itu disebutkan tidak punya wujud namun dalam Yajurveda XXXII.3 sebenarnya disebutkan,
Tuhan merupakan sumber dari wujud dan memberikan daya hidup pada semua wujud.
Seperti halnya dalam wujud-wujud arca, pratima pelinggih dll
Dalam berbagai perkembangan peradaban manusia selanjutnya baik dalam agama, kepercayaan dan kebudayaan yang biasanya sebuah simbol dan arca dibuat sebagai wujud dan identitas tersendiri setiap umat manusia dengan maksud tertentu;
Sebagai sarana baik dalam hal dalam sembahyang untuk dapat memusatkan pikiran kepada Tuhan yang dipujanya. 
Sebagai kekuatan dari akal pikiran manusia yang berkembang setiap peradaban dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Sebuah arca yang menjadi warisan dan sebagai sarana pemusatan pikiran oleh Hindu Dharma khususnya disebutkan sebelum distanakan terlebih dahulu biasanya dilaksanakan upacara yadnya seperti halnya :
  • Penempatan arca pada bagunan suci dipersembahkan daksina pelinggih sebagai perwujudan (menstanakan) yang dipuja.
  • Upacara pemlaspasan sebagai permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar diberikan kebahagian lahir bathin dll.
  • Dilengkapi dengan Banten Pasupati untuk benda - benda dalam berbagai wujud dan bentuk yang akan disakralkan.
  • Dengan yadnya, pinaka warna rupaning Ida Bhattara
  • dll

    ***