Ibu adalah "meme" atau "biang" dalam bahasa Balinya, yang disebutkan hendaknya :
- Selalu tetap dihormati sebagai guru rupaka karena beliau telah menjadikan kita sebagai manusia di dunia ini dan telah berjasa merawat kita dari kecil hingga dewasa.
- Dalam lontar Andha Bhuwana,
- Meru disebutkan berasal dari kata me yang berarti ’meme atau ibu.
- Dan istilah Tri Ning ibu diyakini sebagai penyangga hidup umat manusia.
Dalam tradisi Hindu Dharma juga dikenal beberapa entitas yang dapat disebut sebagai ibu yang harus kita hormati sebagaimana dijelaskan dalam dialog bag 20, paguyuban Hindu di Fb yaitu ;
- Ibu yang melahirkan kita sebagai manusia, yaitu ibu kandung kita sendiri.
- Ibu yang menyusui kita walaupun tidak mengandung kita.
- Ibu yang memelihara dan mengasuh kita walaupun tidak melahirkan dan menyusui kita.
- Sapi yang telah memberikan kita susu dan juga yang tenaganya telah kita gunakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan kita.
- Ibu pertiwi, yaitu bumi dan alam ini yang telah memberikan penghidupan pada kita dan harus kita jaga kelestariannya.
Juga sebagai tambahan dalam beberapa kutipan lainnya disebutkan pula :
- Ujung ibu jari yang direntangkan hingga telunjuk disebut alengkat dalam ukuran sikut yang memberikan makna tertentu bagi pemiliknya.
- Disebutkan pula bahwa Dewi Gayatri dahulu di puja oleh ketiga serangkai sebagai ibu pengasuh ketika Tri Murti masih kanak kanak.
- Pada usia kehamilan 7 bulan, adakan upacara megedong-gedongan (kalau mungkin/ bisa), kalau tidak memungkinkan disebutkan :
- Cukup sembahyang secara biasa ditujukan kepada Bhatara Guru (Sanghyang Widhi) mohon keselamatan bayi dan ibunya.
- Kebohongan seorang ibu demi kebaikan putra-putrinya.
***