Japa adalah pengulangan mantra suci selama beberapa kali yang dilakukan dengan jalan :
- Pengucapan Japa Mantra sebagai jalan spiritual menuju kesadaran sejati.
- Dengan sarana Japamala yang berfungsi sebagai permohonan untuk dapat menghancurkan segala dosa dalam siklus punarbhawa dan menghancurkan segala awidya.
- I Japa Tuan, berkaitan dengan geguritan dalam pengetahuan penempatan aksara suci.
Dalam merenungi makna siwaratri oleh damuhantara disebutkan bahwa japa terdiri dari dua kata :
- JA artinya menghancurkan siklus kelahiran-kematian;
- PA artinya menghancurkan segala dosa.
Arti Japa menunjukkan pahala bagi mereka yang ber-Japa.Tehnik berjapa ada dua yaitu :
Pilihannya tergantung kondisi. Di tempat ramai, kita melakukan Manasika, dan ditempat sepi kita menggunakan Vacika. Vacika japa ada dua yaitu suara mantra terdengar oleh orang lain, dan suara mantra tidak terdengar orang lain, hanya terlihat gerakan bibir saja (upamsu).
Diantara ketiga tehnik itu Manacika-lah yang paling tinggi manfaatnya. Manacika jauh lebih sulit dari Vacika karena dalam tehnik Manasika kita harus mampu menutup telinga dari suara-suara lain, sedangkan dalam tehnik Vacika kita bisa mengalahkan suara lain itu dengan suara mantram yang diucapkan, atau berkonsentrasi pada gerakan bibir.
Tempat berjapa yang paling utama adalah didepan niyasa (simbol) Hyang Widhi misalnya Pura, Mandir, dll. Juga manfaat tak terbilang bila dilakukan di tepi sungai suci, ditepi samudra, dan pegunungan.
Berjapa boleh dengan Gayatri, Mahaa Mrityunjaya, Nama Siva, dll
Berjapa sebanyak 108 kali dengan Japamala/Gnitri/Tasbih, akan sangat bermanfaat karena angka 108 menunjukkan rangkaian yang sakral.
Dimana Angka 1+0+8 = 9 merupakan kedudukan manifestasi Hyang Widhi disegala arah mata angin. Namun bila waktunya sempit, cukup tiga kali saja.
***