Geguritan

Geguritan adalah kisah - kisah menarik perjalanan atma menuju sorga atau neraka, yang merupakan bagian dari itihasa sebagai salah satu kepustakaan lontar di Bali seperti halnya;
Hal tersebut dilakukan karena masyarakat sangat religius bahwa orang sudah meninggal pun masih harus dibuatkan upacara yadnya untuk mengantarkan rohnya ke alam sana.

Kidung - kidung dalam aneka geguritan juga disebutkan sebagai lantunan lagu-lagu suci yang dinyanyikan pada saat pelaksanaan yadnya. Setiap jenis yadnya memiliki lagu suci tersendiri,
  • Geguritan Atma Prasangsa | diceritakan perjalanan atma / roh menuju sorga bersatu dengan parama atma ( Ida Sanghyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa)
  • Geguritan Tamtam, menceritakan dialog dua orang murid dari Sang Aji Saka tentang "Isin Telah" yaitu : sifat Tuhan Yang Maha Besar dan Sang Atma yang memberikan kehidupan.
  • Geguritan Sucita mengisyatkan bahwa "kawikanan mamunahang, pangering tambete sami, sakancan laraning jagat...." Ilmu pengetahuan melenyapkan, penghapus seluruh kebodohan, seluruh penderitaan dunia.
  • Geguritan (kidung suci/kirtanam) Sucita Subudi menyiratkan keheningan dan kejernihan jiwa dimana disebutkan : 
    • Berstanalah Purusa dan Pradana (Ardanareswari/Tuhan) dalam badan, kekuatan yang berasal dari alam Sunya turun membumi;
    • Tumbuh dan mekar dalam hati, bagaikan bunga padma yang sedang mekar, menggema dalam keheningan, menaburkan bau harum yang menciptakan kesejukan bagi budhi pekerti dan mampu berprilaku yang baik,
  • Geguritan I Japa Tuan berkaitan dengan pengembaraan spiritual seorang anak untuk mencari kesejatian hidup;
    • Siang malam ia mendampingi para wiku dan pendeta sambil membahas tentang ilmu kelepasan (moksa), wahyu, serta makna/pesan huruf rahasia.
  • Dalam Geguritan Saci, diceritakan Dewi Saci sebagai sakti dari Dewa Indra yang konon terkenal dengan sosok feminismenya.
 ***