Wahyu

Wahyu adalah suatu kebenaran sejati yang bersumber dari sabda Tuhan sebagai pengetahuan suci untuk menjadi pedoman dan penuntun hidup berkebenaran sebagai refleksi keimanan umat beragama.
"Laksana sumber air yang mengalir terus menerus melalui sungai-sungai yang amat panjang dan sepanjang abad".
Seperti diceritakan kisahnya dalam kronologi turunnya wahyu Tuhan yang kemudian dihimpun menjadi kitab suci umat Hindu Dharma oleh para Rsi sebagai orang suci yang karena kesucian pikirannya dapat menerima wahyu dari Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa.

Sebuah kebenaran bersifat absolut dimana dharma disebutkan akan dapat mengarahkan manusia untuk dapat memiliki budi pekerti yang luhur sesuai dengan ajaran agama yang menjadi dasar dan tujuan hidup yang berkebenaran.

Dalam pengertiannya, 
Wahyu disabdakan terkadang juga mirip dengan mendapatkan sebuah pawisik sebagai bisikan religius yang menjadi sebuah petunjuk.
Dimana dalam tradisi masyarakat Bali pada umumnya, apa yang menjadi petunjuk dari bisikan religius tersebut juga biasanya disarankan untuk mepinunas agar segera tahu kebenarannya.
Sebagai umat beragama, berkaitan dengan mitologis hubungan kolektif tersebut juga disebutkan bahwa pemahamannya tergantung pada pemikiran kita terhadap Tuhan sebagai sumber dari wahyu yang telah diturunkan, karena interaksi sosial dan keagamaan berpola kepada :
Bagaimana mereka memikirkan Tuhan, menghayati dan membayangkan Tuhan sebagai sumber dari wahyu tersebut;
Yang pada nantinya dapat membentuk suatu struktur psikologis dalam diri manusia yang menjadi pandangan hidupnya untuk dapat mengarahkan tingkah laku mereka pada kebenaran.
Dan dapatlah disimpulkan bahwa budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab suci yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif.

Demikian ditambahkan dalam akulturasi animisme, dinamisme Hindu Budha dan Islam sesuai dengan konsep kebudayaan yang telah di tulis oleh Koentjaraningrat yang sebagaimana juga dijelaskan bahwa :
Wahyu bukan saja menghasilkan budaya immaterial, tetapi juga dalam bentuk seni suara, ukiran, bangunan seperti seni suara berupa kekawinkidung yang mengiringi pelaksanaan dari upacara panca yadnya, ukiran dan pedoman bangunan seperti contohnya yang tertuang dalam lontar tentang arsitektur Bali sebagai representasi peradaban kehidupan, seni budaya dalam cipta dan rasa yang meliputi bangunan atau tempat suci keagamaan.
Dan dalam Hindu Dharma disebutkan bahwa Maha Sapta Rsi sebagai penerima dan kemudian menyampaikan suara yang diterima dari Tuhan sebagai wahyu yang berkebenaran;
Dan oleh sebab itu, maka para Rsi dalam fungsionalnya berkewajiban untuk dapat memahami wahyu yang diterima tersebut dan menyampaikan untuk kita semua sebagai pedoman dan penuntun hidup yang berkebenaran di dunia ini.
***