Lontar Bhuwana Kosa

Bhuwana Kosa adalah lontar bercorak siwaistik yang berisikan dialog antara Resi Bhargawa dan Dewa Mahadewa mengenai kebenaran dan ajaran moksa di alam ini dan akhirat kelak.

Pada zaman dahulu, dalam konsep Teologi Hindu disebutkan bahwa Resi Bhargawa sebagai murid (sisya) sedangkan Dewa (Bhatara) Mahadewa sebagai guru.
  • Dialog yang terjadi antara Dewa dengan Resi Bhargawa berakhir sampai patalah V yang kemudian dilanjutkan dengan dialog antara Bhatara dengan Bhatari sampai patalah XI (terakhir). 
  • Dialog antara Resi Bhargawa, Bhatara dan Bhatari menguraikan tentang keberadaan tertinggi Siwa yang harus dicari oleh mereka yang tekun, para pendeta, dan para yogi
Melalui sebuah pengetahuan yang tertuang dalam Siddhanta lah disebutkan orang akan mencapai kelepasan dan menyatu dengan Sang Hyang Siwa.

Sebagai salah satu lontar yang tergolong jenis tattwa atau tutur yang di pandang sebagai Lontar tertua dan sumber lontar-lontar tattwa yang bercorak Śiwaistik, dan Lontar ini digunakan salah satu sumber dalam Siwa Tattwa Di Bali.

Dari segi isi secara garis besar Bhuwana Kosa dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 
  1. Bagian Brahmarahasyam, bagian yang berisi percakapan antara Srimuni Bhargawa dengan Bhatāra Śiwa tentang Śiwa yang bersifat sangat rahasia.
  2. Bagian Jñānarahasyam, bagian yang berisi percakapan antara Bhatāra Śiwa dengan Bhatāri Umā dan Sang Kumara tentang pengetahuan untuk memahami Śiwa yang bersifat sangat rahasia.
Adapun ajarannya dapat dijelaskan sebagai berikut : Tuhan dalam Bhuwana Kosa disebut Bhatāra Śiwa, yaitu :
Beliau Maha Esa, tanpa bentuk, tanpa warna, tak terpikirkan, tak tercampur, tak bergerak, tak terbatas dan sebagainya. 
Ia yang tak terbatas digambarkan secara terbatas, karena itu Ia sering disebut dengan nama yang berbeda, seperti : Brahma, Wisnu, Iswara / Rudra, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam Lontar Bhuwana Kosa ini Bhatāra Śiwa dijelaskan juga bersifat immanent dan transcendent.
  • Immanent, Ia meresapi segalanya, hadir pada segala termasuk meresap pada pikiran dan indriya (sira wyapaka).
  • Transcendent, Ia meliputi segalanya, tetapi Ia berada di luar batas pikiran dan indriya.
Meskipun Ia Immanent dan Transcendent pada semua makhluk, tetapi Ia tidak dapat dilihat dengan kasat mata, karena Ia bersifat sangat rahasia, abstrak. Karena kerahasiaannya Ia digambarkan bagaikan api dalam kayu, minyak dalam santan. Dan Ia ada dimana-mana, pada semua yang ada ini. 
  • Ia tidak tampak, 
  • tetapi Ia ada. 
Sungguh sangat rahasia adanya. Alam semesta (Bhuwana Agung) dengan segala isinya dan manusia adalah ciptaanNya juga.

Semua ciptaanNya itu merupakan wujud mayanya yang bersifat tidak kekal, karena dapat mengalami kehancuran dan pada saat mengalami kehancuran semua ciptaanNya itu akan kembali kepadaNya, karena Ia adalah asal dan tujuan.

Demikian juga disebutkan dalam beberapa petikan mantra dalam Tattwa III referensi Lontar Bhuwana Kosa yang sebagaimana dijelaskan 
  • Berkedudukan di alam Satya Loka, Bhatara Siva Maha gaib, tanpa awal, tanpa pertengahan, tanpa akhir, amat suci:
    • “Keadaan Sang Hyang Siva berada di hati semua mahluk, tanpa awal, tanpa pertengahan dan tanpa akhir, Keberadaan Beliau kekal berwujud seperti putaran air".
  • Berkedudukan di alam Tapa Loka, Beliau Bhatara Siwa menguasai semua pengetahuan dan  selalu terhindar dari ketuaan dan kematian.
Demikianlah beliau tampak oleh Sang Yogiswara.
***