Kitab Suci

Sesungguhnya semua kitab suci adalah wahyu Tuhan sebagai kebenaran agama masing-masing.
ia adalah petunjuk bagi umatnya untuk hidup damai dan sejahtera; 
ia adalah sumber dari segala sumber kebajikan dan kebenaran itu.
"Apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang mungkin akan terjadi terkandung dalam wahyu Tuhan tersebut."
Namun ada sebuah pepatah kuno mengatakan : 
Biarpun seseorang belajar banyak, membaca kitab suci namun tetapi tidak berbuat sesuai dengan ajaran Tuhan (Dharma) maka orang tersebut bisa dikatakan lengah, karena itu sama seperti Gembala sapi yang hanya pintar menghitung sapi - sapi milik orang lain..
Ia tak akan menemukan / memperoleh manfaat kehidupan yang baik, bijak dan menemukan kebenaran; 
Tetapi biarpun seseorang sedikit membaca kitab suci tetapi lebih banyak melakukan perbuatan baik sesuai dengan ajaran Tuhan ( tentang darma) artinya mereka lebih mampu untuk menyingkirkan apa yang ada dalam dirinya itu untuk memeranggi diri dari "Nafsu Indria".

Maka dari ditu disebutkan bahwa wahyu Tuhan hendaknya dapat dipelajari dengan benar dengan jalan mempelajari terlebih dahulu tafsir-tafsirnya dan dijalankan sesuai ajaran yang terkandung didalamnya;
Sebab Wahyu Tuhan sungguh takut jika dipelajari oleh mereka yang memiliki kedangkalan pemahaman dan sedikit pengetahuan.
Sejatinya disebutkan pula bahwa kitab atau pustaka suci sebagai susastra keagamaan yang disusun dalam masa yang amat panjang dan berabad-abad. 
Dan sebagai pahala membaca, mendengarkan, dan mendiskusikan teks-teks suci tersebut dikatakan juga bahwa selama hidupnya manusia dapat mencapai ketenangan pikiran, melenyapkan niat-niat jahat, kotoran diri, noda, dan dosa.
Serta ketika ajal tiba disebutkan dalam Lontar Siwagama, manusia akan menemukan sorga dan moksa dalam kebahagiaan lahir dan bathin.
Kitab suci, khususnya dalam ajaran Hindu Dharma disamping berisikan kebenaran juga disebutkan memuat nilai-nilai spiritual keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma sebagai kewajiban umat manusia.

Di antara susastra suci Hindu dijelaskan oleh Pujaantara dalam artikelnya, Weda disebutkan merupakan yang paling tua dan lengkap, yang diikuti dengan Upanishad sebagai susastra dasar yang sangat penting dalam mempelajari filsafat Hindu. 
Sastra lainnya yang menjadi landasan penting dalam ajaran Hindu yaitu Tantra, Agama dan Purana serta kedua Itihasa (epos), yaitu Ramayana dan Mahabharata, memuat Bhagawadgita yang dipelajari secara luas.
Hindu juga meliputi banyak aspek keagamaan, tradisi, tuntunan hidup, serta aliran/sekte. Umat Hindu meyakini akan kekuasaan Yang Maha Esa, yang disebut dengan Brahman.
Memuja Tri Murti (Brahma, Wisnu atau Siwa) sebagai perwujudan Brahman dalam menjalankan fungsi sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur bhuwana agung, alam semesta ini.
Sebagai tambahan, dalam beberapa kitab dan pustaka suci disebutkan seperti halnya :
  • Dalam pustaka Widhi Tattwa disebutkan “EKAM EVAM ADWITYAM BRAHMAN”, yang artinya “Hanya satu ( Ekam Eva ) tidak ada duanya ( Adwityam ) Hyang Widhi ( Brahman ) itu.
  • Pada zaman Majapahit akhir, yakni setelah Pustaka Suci Sarasamuccaya dan Nitisastra
    • Mengingat isi dari Teks Slokantara memiliki banyak persamaan slokanya dengan kedua pustaka suci tersebut, pada tahun 1961, 
    • Teks Slokantara diputuskan dalam Piagam (Piagem) Campuan sebagai salah satu Pustaka Suci Smerti. dimana disebutkan; 
      • Kitab Suci memiliki peranan fundamental dalam kehidupan manusia. 
      • Dari sanalah perihal tatanan tingkah laku, moralitas, pertanyaan-pertanyaan metafisik manusia tentang eksistensi alam, manusia dan Tuhan dijabarkan.
***