Aspek Relegi Pertamanan Tradisional Bali

Aspek Relegi Pertamanan Tradisional Bali | Seperti diketahui bahwa sarana upakara di Bali (Hindu), terdiri dari air, daun, bunga, buah dan api. Selain unsur api dan air, selebihnya adalah merupakan unsur tanaman.

Sloka pada Weda V.11.6 berbunyi : “Tvam agne agniraso guhahitam Anuavidan sinriyanam vane-vane” yang artinya kurang lebih bahwa tanaman merupakan ciptaan Tuhan untuk menunjang kebutuhan makhluk hidup termasuk manusia (makan dan keperluan lainnya). 

Lebih jauh lontar Bhagawad Gita IX sloka 26 menyebutkan bunga sebagai unsur pokok dalam upakara selain buah-buahan, daun dan air yang bunyinya : Pattram Puspamtoyam Yo me bhakty prayacchati Tad aham bhaktyupahrtam Asn-mi prayat-tmanah yang artinya kurang lebih adalah siapa pun dengan kesujudan hati mempersembahkan pada Ku (Tuhan) daun, bunga, buah-buahan dan air, persembahan yang didasari oleh cinta dan keluar dari lubuk hati yang suci, aku terima. Unsur-unsur persembahan itu dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi “banten” atau sesaji (sesajen).

Lontar Aji Fanantaka dan Kunti Sraya, menyebutkan ada beberapa tanaman yang dapat dan tidak dapat dipakai sebagai kelengkapan upakara yadnya.

Bagian tanaman yang paling banyak dipakai sebagai kelengkapan dalam upakara adalah bunga, kemudian buah dan daun. Bunga selain mempunyai makna keindahan, juga umumnya berbau harum, sehingga dapat memberi pengaruh kesucian dan membantu pemusatan pikiran menuju Tuhan.

Penempatan atau penanaman tanaman disesuaikan dengan Pengider Bhuana Dewata Nawa Sanga (putaran bumi) terutama dilihat dari segi warna bunga atau buahnya.

  • Tanaman mendori putih, sebaiknya ditanam di Timur atau Purwa karena sebagai pelambang dari Sang Hyang Iswara.
  • Tanaman jambe atau pinang terdiri dari beberapa jenis, seperti buah pinang sari, buah gangga, dan jenis buah pinang lainnya akan lebih baik ditanam di bagian Selatan atau daksina, karena sebagai pelambang dari Sang Hyang Brahma
  • Tanaman siulan, sebaiknya ditanam di bagian Barat atau pascima, banyak dipakai dalam kwangen (sarana sembahyang), dan sesajen lainnya. 
  • Tanaman teleng biru, akan lebih baik kalau ditanam di bagian Utara atau uttara, digunakan dalam setiap sesaji
  • Tanaman tunjung atau teratai yang terdiri dari berbagai macam warna, yang dipakai di berbagai keperluan upakara dewa-dewi, penempatannya di pekarangan mengikuti warnanya yaitu biru di uttrara (utara), putih di purwa (timur), merah di daksina (selatan) dan kuning di pascima (barat). 
  • dll
Demikian pula halnya dengan jenis tanam-tanaman lainnya, seperti kelapa merupakan unsur terpenting dari berbagai jenis kelengkapan upakara seperti dalam upakara keagamaan Hindu seperti Padudusan, pecaruan Rsi Gana, labuh Gentuh dan pecaruan besar lainnya. 

  • Kelapa gading di barat untuk Dewa Mahadewa, 
  • Kelapa Bulan (warna putih) di timur untuk Dewa Iswara
  • Kelapa Gadang (hijau) di utara untuk Dewa Wisnu
  • Kelapa Udang di selatan untuk Dewa Brahma. 
  • Kelapa Sudamala (Wiswa warna, campuran keempat warna yang telah dikemukakan) di tengah untuk Siwa
  • Jenis kelapa yang lain dan juga digunakan dalam kelengkapan upakara adalah kelapa Bojog, Rangda, Mulung, dan Julit. Penanamannya di luar “natah” dapat disekitar dapur, areal pekarangan, tegalan.

Dengan adanya persembahan dan sarana sesajen dalam upakara (tetandingan banten) Dewa Yadnya, yaitu persembahan raka - raka kepada Dewata Nawa Sanga adalah :
  • Dewa Wisnu di Utara dipersembahkan godem atau jawaras (Sorgum vulgare Pers), Manggis (Garcinia mangosta L), Pangi (Pangium edule Reinw) daun poh atau mangga (Mangifera indica). 
  • Dewa Brahma di Selatan dipersembahkan : Jagung (Zea mays L), salak (Zalacca sdulis BL), pinang (Areca atechu L), dan daun manggis. 
  • Dewa Iswara di Timur dipersembahkan : Kemiri (Alereutes molucana Wild), cereme (Phyllanthus acidus Skeels), dan daun durian (Durio zibethinus Mere). Dewa Mahdewa di Barat dipersembahkan : Kelapa (Cocos nusifera L), jagung, dan daun duku (Lancium domesticum Jack). Dewa Siwa di Tengah dipersembahkan : beras (Oriza sativa L), Jali (Coix Lacryma-jobi L), dan nanas (Ananas comosus L).
  • dll

Demikian pula jenis bunga yang digunakan dalam persembahyangan disesuaikan dengan warna yang dipilih sesuai dengan Asta Dala dan baunya harum. Beberapa jenis bunga yang baik dipakai dalam persembahyangan masing-masing Dewa yang dipuja adalah sebagai berikut :
  • Dewa Wisnu adalah bunga kenanga atau teleng, 
  • Dewa Brahma adalah bunga mawar merah, teratai biru, bunga soka, kenyeri, kembang kertas merah, 
  • Dewa Iswara adalah bunga teratai putih, jepun atau kamboja petak (putih), cempaka putih. 
  • Dewa Mahadewa adalah bunga teratai kuning, cempaka kuning, kembang kuning atau alamanda.

Itulah beberapa jenis bunga yang baik dipakai kalau kita melakukan persembahyangan pada saat upacara suci umat Hindu.
***