Rsi Yadnya

Rsi Yadnya adalah yadnya yang dilakukan berdasarkan Rsi Rna dan sebagai sarining manah atas bimbingannya selama ini dengan memberikan rasa hormat dan secara tulus iklas baik berupa sesari, punia dll kepada seorang rohaniawan, agamawan dan sekaligus pemimpin keagamaan seperti halnya kepada
  • Para rsi yang karena kesucian pikirannya dapat menerima wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
  • Kepada para sulinggihpemangku dan para guru lainya yang dalam ajaran Tri Rna disebutkan sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan atas bimbingannya selama ini,
Rsi Yadnya sebagai salah satu bagian dari panca yadnya yang wajib dilakukan.

Hal inilah sebagai sumber kewajiban yang harus dilaksanakan melalui upacara Rsi Yadnya seperti halnya :
Dalam mengaplikasikan Rsi Yadnya, sekarang dengan adanya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di tiap desa adat, kesejahteraan sulinggih pun dapat dibantu melalui keuntungan yang ada di LPD itu. Sejumlah tertentu dari keuntungan yang diperoleh LPD, misalnya, bisa disisihkan untuk para pemangku yang berada di wilayah desa adat bersangkutan.
Beberapa contoh bentuk dari Rsi Yadnya yang dapat dilakukan seperti yang dikutip dari beberapa komentar forum diskusi jaringan Hindu Nusantara (ref1) :
  • Menjalankan ajaran - ajaran suci beliau.
  • Melindungi, menghormati, dan memberikan sesari serta daksina pemuput untuk pemangku.
  • Yadnya berupa punia kepada para Sulinggih, Pinandita, tempat suci dsb.
  • Yang sederhana patokan yadnya ini disebutkan adalah :
    • ketulusan, 
    • senyum sapa, 
    • hormat manggihin sulinggih pinandita.
  • Dari sisi pemerintah mungkin sudah memberikan santunan kepada sang Sadhaka, Pinandita,atau juru ayah di pura yang memang benar dan tulus.
Beberapa imlementasi dari Rsi Yadnya ini sebagaimana disebutkan :
  • Dalam Kutipan, Puja Trisandya, Kramaning Sembah, dan Me-Saiban | Stiti Dharma Online, menyebutkan bahwa yadnya dalam Pelinggih seperti Maha Rsi Mpu Kuturan: Manjangan Sluang, Taksu (Linggih Dewi Saraswati), dll juga salah satu bentuk dari Rsi Yadnya ini.
  • Banten Penguleman kepada para sulinggih sebelum upacara yadnya dilaksanakan pada intinya sebagai wujud penghormatan kepada orang suci.
  • Rsi Bhojana sebagai ungkapan terimakasih kepada sulinggih atas suksesnya sebuah upacara yadnya yang dipimpin.
  • Menjangan Saluang sebagai simbol keharmonisan Tri Hita Karana dalam upaya untuk menghormati Mpu Kuturan yang telah berjasa mempersatukan umat berbagai Sekte di Bali.
***