Banten Penguleman

Banten Penguleman (Pangoleman) adalah banten yang berfungsi untuk mengundang seorang sulinggih (pinandita, pandita pemangku dll) untuk menyelesaikan (muput) sebuah upacara yadnya,
Biasanya dengan menghaturkan Banten Pangoleman ini sebagai implementasi dari Rsi Yadnya yang sebagaimana menurut Dhanu dalam Acara Agama Hindu, Banten Penguleman ini pada intinya sebagai wujud penghormatan kepada orang suci
Dan disebutkan pada kitab Aswamedhikaparwa, hendaknya yang memberi undangan atau penguleman ini yang punya kerja/upacara atau Sang Yajamana;

Tersebutlah karena anjuran Sri Krishna tentunya Pandawa sangat meyakini kebenaran ucapan Krisna tersebut. 
Karena Salah satu tujuan dari pelaksanaan upacara yadnya itu untuk menghilangkan sifat-sifat Ego.
Dianjurkanlah Pandawa untuk mengundang sang Pandita (Sulinggih).
Pada mulanya Pandawa mengutus Patihnya untuk menghubungi Pandita yang dimaksudkan tersebut.
Pandita tersebut tidak mau memimpin upacara tersebut. Kapan Pandawa mengadakan upacara Aswameda Yadnya yg ke seratus kalinya barulah akan bersedia untuk memimpin upacara besar tersebut. 

Ketidak-bersediaan Pertapa ini dilaporkan pada Sri Krishna. 
Sri Krishna mengetahui ketidak-bersediaanya Pandita Pertapa itu meminpin upacara Aswameda Yadnya itu karena yang datang bukan dari Pandawa sendiri. 
Orang yang punya kerja atau Sang Yajamana-lah yang harus datang langsung pada Sang Pandita.
Untuk suksesnya upacara tersebut Pandawa pun mengulang untuk mendatangi Pandita Pertapa itu. 
Kali ini Dewi Drupadilah yang berangkat menghadap Sang Pandita.
Dewi Drupadi datang menghadap dengan pakaian kesederhanaannya. Ternyata kedatangan Dewi Drupadi ini membawa hasil baik. Pandita Pertapa tersebut bersedia memimpin upacara Aswameda Yadnya tersebut. 
Dan barulah suara genta dan hujan bunga turun drastis dari langit. Ini berarti upacara Aswameda Yadnya pun telah sukses dalam ceritra tersebut. 

 ***