Daksina Linggih

Daksina Tapakan / Linggih adalah daksina yang dilengkapi dengan peperai /wajah/ muka sebagai sarana dalam upacara nedunang Bhatara pada saat sedang melangsungkan upacara piodalan sebagai usaha untuk mencapai jagadhita.

Tetandingan untuk Daksina Linggih, tempatnya disebut bedogan yang terbuat dari janur.
  • Kemudian bedogan tersebut dialasi wakul/ bakul dari bambu yang bentuknya menyerupai selinder, di samping wakul dari bambu masih diberi alas bokor, yaitu sebuah tempat yang menyerupai mangkok yang terbuat dari emas, perak atau bahan dari logam lainnya. 
    • Selanjutnya diberi serobong yang terbuat dari daun janur atau ental (daun lontar), adapun gegantusan isinya terdiri dari tampak, beras, benang tukelan, kelapa, , pesel-peselan, bija ratus, pisang, telur itik, 
    • Pis kepeng, khusus untuk daksina linggih/pralingga selain pis kepeng yang ditempatkan di kojong, juga menggunakan pis kepeng yang diikat sedemikian rupa sehingga membentuk lingkaran, jumlahnya 225 buah untuk landasan bawah yang disebut lekeh. 
  • Delengkapi dengan canang payasan yang tempatnya berbentuk segi tiga (ituk-ituk) dilengkapi dengan porosan, merupakan unsur terpenting yang dibuat dari daun sirih, irisan pinang, dan kapur. 
    • Ketiga bahan ini digabung menjadi satu diikat dengan janur, 
    • lalu di atas porosan ini diberi bunga segar dan harum. 
  • Bagian luarnya yaitu bedongannya diberi wastra (kain putih kuning seperti layaknya kita memakai kain). 
  • Daksina Linggih ini dilengkapi dengan peperai/wajah/ muka, bisa terbuat dari janur yang menyerupai cili (berbentuk kipas) atau daun lontar yang dibuat sifatnya permanen dengan maksud bisa disimpan dan dapat dipergunakan pada waktu kesempatan lain. 
    • Model atau bentuknya bisa dibuat bermacam-macam sesuai sesuai dengan seni yang membuatnya. 
    • Untuk peperai (bentuk/ wajak/ muka) ini bisa juga dibuat dari bahan kawat, bentuk ini pada kelompok upakara dikenal dengan nama dendeng ai. 
    • Bentuk lain dari pererai ini bisa juga dibuat dari lempengan kayu cendana, lempengan logam seperti perak, emas, yang mengembil bentuk lebih riil, yaitu dibuat atau dilukis seperti muka manusia ada mata, alis, mulut dan sebagainya. 
    • Kemudian dihias dengan menambahkan bunga-bunga segar yang berwarna putih kuning atau bunga yang dibuat dari emas atau perak. 
    • Dengan tambahan kain atau wastra, pererai yang dihias membuat Daksina Linggih berbeda dari daksina alit/ kecil pada umumnya dalam penampilannya. 
  • Biasanya daksina ini diletakkan di depan padmasana atau pada bangunan suci di pura yang sedang melangsungkan upacara piodalan agar Ida Bhatara (Deva sebagai manifestasi Hyang Widhi) agar beliau berkenan hadir.
***