Ngerajeg Linggih adalah upacara untuk mengiringi Dewa Hyang dengan doa dan puja yang biasanya juga dilakukan pada waktu ngodalin di Sanggah Pamerajan, segera setelah me ajar – ajar yang oleh Bhagawan Yogawiswa dalam upacara / upakara pitra yadnya disebutkan prosesi ritualnya dilakukan sebagai berikut :
- Mendak Pengrajeg linggih dengan ngayat Nyatur Bhuwana
- Mapurwa daksina dengan pependetan dan seterusnya, mengelilingi Dewa Hyang
- Nyugjug dengan keris di bangbang yang sudah dibuat dibelakang linggih Dewa Hyang, seterusnya pengrajeg linggih ditaruh di bangbang
- Mengumumkan kepada preti sentana untuk bersiap – siap dengan Tri Sarana yaitu : takir berisi kalpika, bija, dan pis kepeng atau lainnya.
- Tri sarana di pasupati terlebih dahulu oleh Pandita satu – satu,
- barulah ditanam di bangbang diiringi doa untuk mohon kerahayuan bagi preti sentana.
- Pandita nganteb banten pengrajeg linggih dengan mantra Sapta Ongkara, Surya Seloka dan Panca Dewata
Sampai disini juga upacara Mapaingkup selesai sebagai upacara Dewa Yadnya karena atma sudah disucikan sampai ketingkat Karmawesana dan dilinggihkan di Sanggah Pamerajan.
Pada upacara ini Atma masih dalam bungkusannya terakhir yaitu Karmawesana atau Panca Karmendria.
Upacara ini sudah termasuk Dewa Yadnya, karena setatus atma kini sudah sebagai Dewa Hyang, dimana atma sudah mendapat pengadilan dari Hyang Wisesa atau Hyang Widhi Wasa.
Oleh sebab karma wesana tidak bisa dihilangkan, namun karma wesana yang buruk hanya bisa diimbangi dengan karmawesana yang baik,
Oleh karena itu atma yang masih mengandung karmawesana buruk ditakdirkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk menjelma / reinkarnasi kembali agar dalam kehidupannya yang akan datang atman dapat menimbun karmawesana yang baik, sehingga disuatu saat karmawesananya menjadi lebih banyak baik dan ketika itulah atma dapat bersatu dengan Brahman ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa ).
Atman yang masih dibungkus karmawesana itu distanakan di Sanggah Pamerajan agar dapat disembah bhakti serta didoakan oleh Preti Sentana.
Makin banyak dan makin sering mendapat sembah bhakti, maka atman akan menerima pahala kebaikan yang dapat menimbun karmawesana yang baik.
Bila ada preti sentananya yang me Dwijati, maka sampai tujuh tingkat keatas, atma-atma tersebut akan memperoleh karmawesana yang baik.
***