Jyoti adalah cahaya terang yang bersumber dari sebuah energi alam.
Dimana selanjutnya disebutkan bahwa cahaya alam ini kemudian diteruskan oleh matahari, bulan, dan bintang.
Dan kalau saja kita dalami kejadian yang ada di Alam/Bhuana Agung ini dimana disebutkan Tuhan Yang Maha Esa dengan kemahakuasaan dan kekuatan Cadhu Sakti-Nya sebagai penyebab matahari yang menjadi sumber energi utama di dunia ini untuk selalu dapat bersinar.
Seperti yang dikatakan windu sara murti, sinar matahari dan bulan nantinya sebagai perantara pati dan urip yang dalam tattwa Kalepasan dan Kamoksan dijelaskan bahwa :
Datang dan perginya Paratma ke Alam Sorga sebagai perantaranya adalah cahaya matahari dan bulan juga.
Sinar bulan menurunkan zat-zat dari Pretiwi yang melapisi bhuana sebagai media dari paratma. Media itu, yakni :
1. Brahma-atma, ~ Bhur loka. 5. Anti-atma, ~ Jana loka.
2. Antara-atma, ~ Bwah loka. 6. Niskala-atma, ~ Tapa loka.
3. Para-atma, ~ Swah loka. 7. Sunia-atma, ~ Satya loka.
4. Nir-atma, ~ Maha loka.
Dikatakan Loka, karena lapisan ini terdiri dari uapan zat-zat bumi yang tidak terpengaruh oleh gaya grafitasi bumi.
Uapan zat-zat bumi ini langsung menjadi pelapis Bhuana. Bhu artinya zat-zat yang sudah halus, dapat dikatakan unsur-unsur Hara, menjadi Saraswa, sebagai penyebab adanya Gelombang/getaran.
Sinar bulan selalu dalam keadaan sejuk/dingin, itu sebabnya Dewi Bulan disebut Ratih ; Rat artinya kumpulan unsur-unsur zat padat, sebagai kules, konotasinya kulit Ari ; dan Ihartinya sudah pada kodratnya, atas kehendak Tuhan.Jadi, sudah pada hakekatnya Anung/Atom itu disebut Smara, dan unsur-unsur zat yang disebabkan oleh adanya bulan disebut Ratih ( Smara Ratih ).
Dalam upacara pawiwahan khususnya dalam mekala-kalaan sebagai kekuatan Sang Hyang Semara Ratih dengan menggunakan simbol - simbol tertentu yang sebagaimana disebutkan bahwa Purusa dan Pradana sebagai dua zat ciptaan Tuhan yang pertama dimana pertemuan antara keduanya inilah disebutkan melahirkan kehidupan yang harmoni di alam ini.
***