Kedis

 Kedis adalah bangsa burung dalam bahasa balinya.

Dimana dalam aneka ria basa Bali disebutkan :
Tongos kedis metaluh madan sebun

Artinya :

Sarang burung tempat mereka bertelur disebut sebun

Di alam ini, burung akan bisa terbang tinggi, bila memiliki kedua sayap yang seimbang.
Ibarat sayapnya, sayap kiri adalah ilmu pengetahuan duniawi dan sayap kanan adalah ilmu pengetahuan suci (spiritual). Burung akan bisa terbang tinggi, bila memiliki kedua sayap yang seimbang.

Begitu juga diri kita, akan dapat mencapai tujuan tertinggi yaitu moksartam jagatdhita ya ca iti dharma, mesti memiliki ilmu pengetahuan duniawi untuk hidup bahagia ( *ananda* ) dan ilmu pengetahuan spiritual untuk menuju kedamaian ( *moksha*).

Sehingga dalam salah satu kutipan Hindu di fb disebutkan bahwa :
BHAKTI MESTI DIDASARI KARMA DAN JNANA*

*Om Swastyastu*
*Om Awighnam Astu Namo Sidham*
*Om Sidhir Astu Tat Astu ya Namah Swaha Om.

Dan adapun beberapa istilah dan kisah menarik burung-burung di Bali yaitu sebagai berikut :
  • Burung Merpati yang di Bali sering dijadikan contoh dari simbol welas asih untuk membantu menemukan kebahagiaan kepada orang lain ataupun setiap mahluk hidup di alam ini.
  • Manuk Dewata sebagai wahana sang atman yang berfungsi sebagai pengubes-ubes untuk melancarkan perjalanan atman dari berbagai rintangan atau hambatan yang akan dialami oleh roh dalam perjalanannya menghadap Sang Hyang Widhi di alam swah loka.
  • Goak Maling taluh” merupakan permainan yang biasanya digunakan untuk mengasah kecerdikan anak yang terbentuk dari hasil transformasi cerita rakyat tentang burung gagak yang mempunyai dua perangai rwa bhineda, yakni baik dan buruk.
  • Merak adalah simbol kewibawaan dan kemuliaan sebagaimana makna yang terlukiskan pada :
  • Wahana Dewa Maheswara, sebagai penjaga keseimbangan natural spiritual.
  • Jatayu adalah simbol kesetiaan yang dinamis kepada sahabat.
  • Burung Garuda yang awalnya berwujud sosok manusia setengah burung elang.
  • Dalam simbol kekarangan ukir-ukiran khas Bali disebutkan bahwa karang manuk yaitu stiliran dari kepala burung tanpa rahang bawah, dan dari mulutnya keluar tumbuh - tumbuhan sejenis pidpid dan simbar sebagai ornamen dalam motif hias rumah tradisional bali dan pada pelinggih - pelinggih tempat suci yang biasanya ditempatkan pada sudut - sudut bangunan.
***