Sebagai kelahiran yang amat mulia, manusia memiliki pemikiran, punya akal, punya cita-cita dan impian untuk menuju tujuan yang abadi sebagaimana dalam simbiosis beryadnya disebutkan;
Karena itu, orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan dapat menyebabkan pancaran kemuliaan itu akan semakin berkharisma & berwibawa seperti yang disimbolkan merak sebagai wahana Dewi Saraswati.
Dan dalam Hindu Dharma dikatakan;
Menjadi manusia yang berguna bagi orang lain amatlah mulia sebagaimana terlukis dalam bejana kemuliaan;
- Jangan biarkan telingamu bersaksi atas apa yang matamu tak melihat.
- Jangan biarkan mulutmu berkata atas apa yang hatimu tak rasakan.
Maka dari itu dikatakan tetaplah hidup dalam kejujuran sebagai salah satu sifat manusia yang mulia.
Ibarat sebongkah emas bertemu dengan sebongkah tanah.
Emas berkata kepada tanah :“Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah,Apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku ?Apakah engkau berharga seperti aku ?”Tanah menggelengkan kepala dan menjawab :“Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah (sarwa pala), bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain, apakah kamu bisa ?”Emas pun akhirnya terdiam seribu bahasa.
Demikianlah diceritakan sebagai renungan, makna daripada kehidupan ini bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar kita bisa membantu orang lain.
Jika keberadaan kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang, barulah hal itu disebutkan akan benar-benar bernilai.
Seperti konsep kartika dalam asta brata;Mereka bersifat mulia yang dapat memberikan sinar indah kemilau sehingga dapat menjadi teladan bagi yang memerlukannya.
***