New Normal

New Normal adalah istilah era kehidupan baru pasca pandemi;
Demikian pula halnya dalam melaksanakan yadnya untuk dapat mengikuti protap kesehatan.
Sejatinya ajaran suci mengajarkan kita untuk tetap eling pada diri sendiri yang terfokus dalam dua hal yang mempengaruhi kualitas hidup manusia, yaitu berupa karakter dan kepribadian.
  • Karakter sebagai sebuah identitas kepribadian yang dapat diperbaiki.
  • dan Perilaku dam unsur subha dan asubha karma yang akan menjadi penilaian dan pertimbangan kesucian.
Dari pengaruh karakter bagaimana cara manusia menyikapi aturan new normal tersebut; 
Karena ada yang berkarakter mengikuti dan bahkan ada yang masih bengkung
Dari pengaruh perilaku, menjaga diri dan kesehatan diri adalah hal yang diwajibkan oleh setiap ajaran agama seperti juga halnya dengan Hindu Dharma yang ada di Bali.

Jadi kesehatan itu adalah tanggung jawab diri sendiri, pemerintah hanya menyediakan fasilitas dan membuat aturan untuk memutus rantai penyebarannya. 
Ketika manusia merasa terpapar wabah, itu menjadi kesalahan pribadi dan bukan kesalahan pemerintah.
Menurut Gama Tirta dalam menyikapi New Normal, yang menjadi kunci utamanya adalah perbaikan mental manusia dalam hal karakter dan perilaku. 
Merubah 2 hal tersebut dari diri manusia terkadang sangatlah susah, karena manusia diliputi ego, rajas, dan tamas.
Bagaimana dengan Yadnya saat new normal?
Dalam Gama Tirta Yadnya adalah sebagai sebuah proses pemurnian diri, proses perencanaan, persiapan/pembuatan, dan pelaksanaan yadnya adalah sebuah tapa, brata, dharana, semadi.
Jadi jika yadnya dilakukan dalam jumlah terbatas, dan tidak banyak yang terlibat dalam prosesnya, maka untuk yang tidak terlibat hendaknya melakukan tapa, brata, dhrana, semadi sendiri-sendiri, dan perwakilan keluarga ke pura untuk memohonkan tirta wangsuh pada Ida Bhatara.
Tapa, brata, dharana, samadi dapat dilakukan:
  • Tapa: duduk diam, konsentrasi, dan hening di rumah.
  • Brata: bisa dengan memutih, puasa, yang intinya mengendalikan nafsu.
  • Dhrana: fikiran fokus, fokus pada kesehatan diri, dengan mematuhi protap kesehatan.
  • Samadi: fikiran lepas dari keinginan, fikiran terfokus pada Tuhan.
RENUNGAN RATU NIANG SEBAGAI INTROSPEKSI DIRI

Banyak Manusia bingung di zaman sekarang ini Karena banyak dari mereka Mengorbankan Kesehatannya" hanya "Demi uang"; Lalu dia "Mengorbankan Uang"nya demi Kesehatan".
Lalu dia "Sangat Khawatir" dengan "Masa Depannya",sampai' dia "Tidak Menikmati Masa Kini";
Akhirnya dia "Tidak Hidup di Masa Depan atau pun di Masa Kini"; dia "Hidup Seakan-akan Tidak Akan Mati",lalu dia "Mati" tanpa "Benar-benar Menikmati" apa itu "Hidup".

Bersyukurlah apa yang selama ini kita dapati dan kita nikmati. Karena kita tidak akan tahu, apa yang akan terjadi hari esok.
Ketika lahir dua tangan kita kosong...
ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong...
Waktu datang dan waktu pergi kita tidak membawa apa-apa...
Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan..
Jangan minder karena miskin dan hina...

Bukankah kita semua hanyalah tamu dan semua milik kita hanyalah pinjaman...
Karena kita hadir tidak membawa apa-apa dan kembali juga tidak membawa apa-apa...

Salam Rahayu..
***