Punarbhawa

Punarbawa adalah sebuah siklus kehidupan sebagai bagian dari Panca Srada yaitu merupakan kelahiran yang berulang-ulang, yang disebut juga penitisan kembali yang juga disebut Samsara.

Di dalam Weda disebutkan bahwa :
  • “Penjelmaan jiwatman / atman yang berulang-ulang di dunia ini atau didunia yang lebih tinggi disebut Samsara.
  • Kelahiran yang berulang-ulang ini membawa akibat suka dan duka
  • Samsara atau Punarbhawa ini terjadi oleh karena Jiwatman masih dipengaruhi oleh kenikmatan, 
  • dan kematian akan diikuti oleh kelahiran”.
Punarbhawa dengan reinkarnasi kembali akan terus berlanjut hingga atmanya dapat terlepas dari seluruh ikatan duniawi.
Referensi bersumber dari artikel berbagi ilmu dan pengalaman, Panca Srada.

Dalam Kitab Suci Sarasamuscaya sloka 4, tersurat
“Apan iking dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana, wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang subhakarma, hingganing kotamaning dadi wwang ika”.
Dalam upacara memanah naga banda, artinya disebutkan : menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; sebabnya demikian, 
  • karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) 
  • dengan jalan berbuat baik; 
Demikianlah keuntungannya dapat menjelma berulang-ulang menjadi manusia sebelum moksa, bersatunya atman dan brahman dan melalui Dharma Sampati dalam pawiwahan disebutkan ;
Ada kesempatan reinkarnasi bagi roh-roh leluhur yang diperintahkan Hyang Widhi untuk menjelma kembali sebagai manusia seperti halnya dalam seri karma dan samsara disbutkan bahwa hendaknya manusia dapat menegakan kebenaran.
***