Pendidikan adalah sarana, upaya dan proses untuk dapat mencapai kedewasaan jasmani dan rohani baik formal maupun nonformal sehingga adanya peningkatan kecerdasan yang dimiliki seperti halnya diajarkan dalam pasraman, sekolah, kampus dll.
Namun terkadang keseimbangan itu perlu, pengetahun (Know Ledge) juga belum tentu berarti kebajikan (Virtues) seperti yang diharapkan pendidikan agama Hindu dimana manusia juga membutuhkan ketenangan dan kebahagian sejati dalam tatanan kehidupan yang lebih baik.
Diharapkan dengan berkembangnya dunia pendidikan dewasa ini agar nantinya manusia dapat mengaktualisasikan hasil proses berpikir (manacika) tersebut dalam kehidupan ini yaitu dengan Jnana Yadnya yang berintikan ilmu pengetahuan dan kesucian yang sebagaimana disebutkan bahwa :
Melalui pengembangan sistem pendidikan yang ada, dimulai dari sejak dini baik dalam keluarga kecil maupun di sekolah sehingga diharapkan agar nantinya dapat dilakukan secara terus-menerus selama hayat dikandung badan.
Jelaslah disebutkan, tidak dapat dipungkiri hubungan manusia dengan pendidikan sangatlah erat hubungannya sebagaimana dijelaskan saptaatpas dalam pengantar pendidikan, dimana hendaknya pada saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan mengekspresikan rasa suka tersebut, perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain yang bertujuan untuk :
membantu manusia menemukan akan hakekat kemanusiaannya. Maksudnya, pendidikan harus mampu mewujudkan manusia seutuhnya yang berfungsi melakukan proses penyadaran terhadap manusia untuk mampu mengenal, mengerti dan memahami relitas kehidupan yang ada di sekelilingnya.
Dengan konsep palemahan yang ada di Bali saat ini untuk dapat menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya hendaknya juga disarankan bimbingan keterampilan hidup berlandaskan Tri hita karana ini diperkenalkan juga kepada khalayak pendidikan sebagai pendidikan karakter dalam perspektif Hindu Bali disebutkan untuk dapat membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik,
bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule.
Sehingga nantinya dapat membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat yang tolak ukurnya berdasarkan pengamalan Konsep Tri Hita Karana tersebut.
Dan sebagai renungan disebutkan :
- Integritas seseorang dapat terlihat dari kualitas pikiran, ucapan dan tingkah lakunya seperti yang tercermin dalam Tri Kaya Parisudha, sebab dikatakan :
Tiadanya moral & etika sebagai penyebab dari timbulnya ketidakpercayaan walaupun telah memuliki angka indeks prestasi kumulatif (IPK) yang sangat bagus.
***