Mpu Sangkulputih (Sangkul Putih) adalah seorang sulinggih yang bertanggung jawab di Pura Besakih dan tempat suci lainnya
yang telah didirikan oleh Danghyang Markandeya.
Setelah Danghyang Markandeya moksa, Mpu Sangkulputih meneruskan dan melengkapi ritual bebali antara lain dengan membuat variasi dan dekorasi yang menarik untuk berbagai jenis yadnya (banten) dengan menambahkan unsur-unsur tetumbuhan lainnya seperti:
- daun sirih,
- daun pisang,
- daun janur,
- buah-buahan: raka woh-wohan, "sarwa pala wija"
- pisang,
- kelapa, dan
- biji-bijian:
- beras,
- injin,
- kacang komak.
Bentuk tetandingan banten yang diciptakan antara lain :
- Canang sari,
- Canang tubugan,
- Canang raka,
- Daksina,
- Peras,
- Panyeneng,
- Tehenan,
- Segehan,
- Lis,
- Nasi panca warna,
- Prayascita,
- Durmenggala,
- Pungu-pungu,
- Beakala,
- Ulap ngambe, dll.
Di samping itu beliau mendidik para pengikutnya menjadi sulinggih dengan gelar Dukuh, Prawayah, dan Kabayan. Beliau juga pelopor pembuatan arca/pralingga dan patung-patung Dewa yang dibuat dari bahan batu, kayu, atau logam sebagai alat konsentrasi dalam pemujaan Hyang Widhi.
Tak kurang
pentingnya, beliau mengenalkan tata cara pelaksanan peringatan hari Piodalan di Pura Besakih dan pura-pura lainnya, ritual hari-hari raya :
...... ENAM TOKOH SUCI DALAM PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI BALI oleh Hindu Bali
Ditambahkan oleh Bhagawan Dwija, Sang Kulputih juga menjadi nama gelar Pemangku Agung di Besakih, karena dalam
babad ada banyak nama Sang Kulputih misalnya :
- Mpu Sweta Wijaya bergelar Sang Kuldewa,
- anak-anak lelakinya bernama
- Mangku Sang Kulputih,
- Sang Kulputih, dan
- Wira Sang Kulputih (yang sebelumnya bernama Dukuh Sorga).
***