Ayudha Dewata

Ayudhadevata | atau juga disebut Ayudha Dewata yaitu senjata khas para dewata yang dimiliki pada saat dipergunakan untuk menyelamatkan dan menegakan dharma kebaikan di alam ini.
  • Ayudha berarti: "yang dibawa waktu berperang " / ayudhyate anena,
  • dari urat kata "Yudha" yang berarti berperang untuk melawan adharma.
Di Bali senjata para dewa yang bersifat sattwika, rajasika dan tamasika yang umumnya ditempatkan diujung sebuah tiang (tombak) yang menggambarkan senjata para Devata penguasa kiblat yang menurut Sivatattwa ( Saiva Siddhanta) yaitu dengan :
  • wujud senjata-senjata para dewa ini diberi tangkai panjang disebut "pengawin" dipergunakan pada waktu upacara di pura
  • dan diarak pula pada waktu upacara (prosesi) Melasti (Malis atau Makiyis) menyucikan arca atau Pratima.
Wujud senjata tersebut seperti halnya dalam uraian pengider-ider para Dewata Nawa Sanga yang menguasai segala penjuru mata angin, disebutkan bentuk dan fungsi Ayudha Dewata tersebut yaitu berikut ini :
  • Cakra & Sangkakala merupakan senjata Dewa Wisnu di arah utara.
  • Trisula melambangkan kesatuan Tri Guna yang berbentuk tombak bergigi tiga senjata Dewa Shambu di arah Timur Laut.
  • Bajra berupa petir/semacam tombak dengan kedua ujungnya bergigi tiga sebagai senjata Dewa Iswara di arah timur. 
  • Dhupa/Dupa, senjata Mahesvara di arah tenggara.
  • Gada senjata Dewa Brahma di arah selatan.
  • Danda / Moksala senjata Rudra di arah barat laut.
  • Nagapasa senjata Mahadewa di arah barat. 
  • Angkus berbentuk tombak bertali yang melambangkan prinsip dasar melepaskan ikatan dan pengendalian diri sebagai senjata Dewa Sangkara di arah barat laut.
  • Padma melambangkan karunia dan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai senjata Siwa di tengah. 
Selain itu, ternyata banyak arti dan maksud dari lambang - lambang senjata yang ada seperti dijelaskan berikut ini : 
  • Parasu berbentuk kapak yang melambangkan kekuatan gaib.
  • Pasa (tali atau jerat) melambangkan dunia atau maya yang menjerat kehidupan spiritual seseorang.
  • Sankha ( terompet kerang ) melambangkan waktu (proses) penciptaan.
  • Khadga (berbentuk pedang) menggambarkan simbol proses kehancuran jagat raya ( samhara ).
  • Pattisa (tombak dengan tiga mata),
  • Tanka (pahat pemecah batu) 
Demikianlah beberapa disebutkan Ayudha Dewata sebagai senjata para dewata yang di dalam kitab purana juga disebutkan pasukan para dewa, juga dewi membasmi kejahata para asura dalam berbagai wujud yang dapat mengacaukan kahyangan para dewata dan umat manusia di dunia ini sehingga amanlah alam ini.
***