Nginang

Nginang berasal dari Bahasa Kawi dari urat kata: PINANG yang berarti sejenis palm, mngandung Makna Inang artinya INDUK atau IBU atau Kemulan atau asal muasal atau Tuhan itu sendiri. 

Ini termasuk Tradisi Asli Nusantara, banyak di gunakan dalam kegiatan ritual adat, tapi banyak yang lupa maknanya.

Dan dalam umat Hindu Dharma disebutkan makna nginang sebagai simbul-simbulnya :
  1. Pamor itu adalah simbul wetan, dewanya iswara akasaranya MANG
  2. Gambir itu adalah simbul Kidul, Dewanya Brahma aksaranya ANG
  3. Buah pinang itu adalah simbul Kulon, dewanya Mahadewa ada aksaranya ONG
  4. Daun sirih itu adalah simbul Lor, dewanya Wisnu aksaranya UNG
  5. Tembakau jdi sigsig itu simbul Tengah, dewanya Siwa aksaranya HYANG, sebagai pengurip ing jadi
Untuk mengingat Tuhan, dikalangan masyarakat buta sastra, maka ada amalan atau lelaku yang di tradisikan sebagai bahasa Simbol, utk mengingat dan Ngrakah Panca Aksara ( MANG , ANG, ONG, UNG, HYANG), kemudian Ngelukunang/ menggabungkan:
  • Sang diri ini adalah ONG, maka disebut WONG, ( Wong Bali, Wong Jawa, wong..).
  • Sirih 2 lembar temu ros/ simetris di pasang Ngayak- ngelingeb / bolak-balik ngaran Meme - Bapa, Atau ANG - AH,
  • Sirih 2 lembar ( temu ros/simetris bolak balik) di lipat/ tagel sehingga membentuk Segi tiga atau Tri Kona, kemudian Di Colekin Pamor, di cubitin Gambir. Menjadi : Ung, Ang, Mang , bermakna wija aksara Tri Murti dalam wujud Perlindungan, pengraksa jiwa.
  • Kemudian, sirih, pamor, Gambir, di sigitin Buah menjadi: UNG, ANG, MANG, ONG, menjadi Catur Aksara.
  • Kemudian, sirih, pamor , Gambir, di sigitin Buah kemudian disisigin Mako menjadi: UNG, ANG, MANG, ONG, YANG, menjadi Pangraksa Jagat.
  • Baru kata-kata di mulai, maatur atur, Sidhi mandi phalanya.
Demikian dikutip dalam salah satu artikel berbagi di group Hindu di fb yang memiliki makna yang mendalam seperti tradisi pacanangan yang bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam pertemuan.
***