Pecanangan

Pecanangan adalah tradisi nginang yang dilengkapi dengan sirih pinang lengkap dimana mengandung tatwa mendalam ;
  1. SIRIH = BASE = BASA = BAHASA (dianjurkan jadi orang yg dituakan agar bisa bertutur kata bijak) .
  2. PAMOR = PUTIH = SUCI ( diharapkan Jadi orang yg dituakan bisa Mensucikan setiap ucapan yang keluar) .
  3. GAMBIR = GAMBAR = TERWUJUD (Diharapkan agar apa yg telah kita ucapkan dengan dasar kebersihin hati bisa di wujudkan ) .
  4. BUAH JEBUG = HASIL ( diharapkan setiap kata (wacika) yang diucap dengan landasan etika kebenaran, mampu terujud dan jadi ada manfaat bagi saudara lain).
  5. TEMBAKO = SIDI = KESIDIAN =KEMANDIAN = BERTUAH = BERKASIAT (diharapakan semua pemaparan yang diucapkan dengan dasar kebersihan hati,
Setelah tergambar, jadi ada hasil dan bisa bikin saudara lain hidup damai.

Sebagai perlengkapan dari Canang Pengrawos, pecanangan ini dikatakan Mangku Pasek yang bertujuan untuk memohon kebulatan pendapat berdasarkan ketenangan hati untuk mencapai kedamaian.


Dalam Gama Bali, disebut “makna mecanangan” (biasanya untuk kalangan sulinggih), suatu kegiatan makan sirih/base yang sudah dicampur dengan buah pinang/buah, kapur dan gambir. Pecanangan (bahan-bahan untuk mecanangan) itu biasanya menjadi “rayunan” untuk seorang sulinggih. 
Bahkan ada yang mengatakan bahwa itu adalah kebutuhan utama.
Kebiasaan tersebut (baca nginang, yang juga merupakan Bahasa Jawa dan mempunyai arti yang sama) juga sering dilakukan oleh para orang tua di Jawa pada jaman dahulu.
***