Dan Atma Kesasar biasanya diartikan sebagai roh gentayangan yang masih teringat dengan jasad mereka yang dapat mengganggu kehidupan di dunia sekala ini.Sehingga dalam perjalanan sang roh menuju sorga dan neraka dalam upacara ngaben disebutkan :
Tata cara pengabenan dikatakan sangatlah perlu untuk dipahami sebagai sebuah proses spiritual menuju arah atma yang akan dituju, sehingga perjalanan atma menjadi jelas dan tidak kesasar.Dengan demikian pemahaman tata cara dan pelaksanaan pengbenan menjadi demikian penting, sebagai penentu arah atma.
Tercermati melalui Weda Puja Pitra Siwa, bahwa tata cara pengabenan sebagai petunjuk jalan, bisa saja sang atma menuju neraka terlebih dahulu baru kemudian ke sorga, demikan sebaliknya.Dengan demikian tata cara pengabenan, merupakan petunjuk jalan menuju arah sorga dan neraka. Masuk sorga dan neraka tergantung karma tergantung karmawasana ketika masih hidup dahulu.
Sehingga sorga dan neraka akan tetap dinikmati, bila subha karma nya lebih banyak, maka sorga yang akan dinikmati lebih panjang, nerkanya lebih pendek, bila asubha karma lebih banyak, maka neraka akan dinikmati lebih panjang, sorganya lebih pendek.
Ditambahkan dalam salah satu kutipan pendidikan Agama Hindu dan budi pekerti disebutkan;
Yo durlabhataram pràpya mànusyam lobhato narah, dharmàvamantà kàmàtma bhavet sakalavañcitah”. Hana pwa tumënung dadi wwang, wimukha ring Dharmasadhana, jënëk ring arthakàma arah, lobhambëknya, ya ika kabañcana ngaranya.
Terjemahannya:Dan sejatinya dalam kehidupan ini dikatakan manusia dihadapkan pada banyak faktor kemungkinan untuk menjadi kurang baik.
Bila ada orang berkesempatan menjadi orang (manusia), ingkar akan pelaksanaan Dharma; sebaliknya amat suka ia mengejar harta dan kepuasan nafsu dan berhati tamak; orang itu disebut kesasar, tersesat dari jalan yang benar (Sarasamuçcaya, 9)
Kemungkinan yang dimaksud seperti; kebodohan, kemiskinan, dan kemelaratan yang disebabkan oleh karena kelelahan, lingkungan yang kurang bersahabat, dan juga karena keinginan yang tidak terkendali.
Semuanya itu dikatakan akan dapat mengantarkan manusia diliputi oleh kegelapan (awidya/timira) dan kebingungan yang secara kodrati dapat mengantarkan hidup manusia menjadi awidya, gelap, suram, timira yang dikenal dengan istilah “sapta timira” sehingga dapat mengantarkan manusia menjadi awidya atau gelap sebagai akibat dari kebodohannya.
Dan perbuatan asubhakarma tersebut baik berupa kesombongan, kecongkakan (adharma) yang akan mengantarkan manusia menuju ke jalan sesat (neraka).
Untuk itu disebutkan suatu cara yang dapat diusahakan sesuai dengan ajaran agama Hindu adalah melakukan perbuatan yang benar dan suci seperti halnya melaksanakan upacara manusa yajna menuju kebahagian baik di dunia maupun di alam niskala.
- Dengan selalu berpedoman pada prilaku Subhakarma dikatakan akan dapat menyebabkan atma pada nantinya mendapat surga;
- Dan jika reinkarnasi atau menjelma kembali akan mengalami tingkat penjelmaan yang sempurna dan lebih tinggi.
***